Pola Grafik “Chart Pattern”

Saya yakin Anda semua pasti sudah pernah mendengar atau setidaknya mengenal beberapa dari pola yang akan saya jelaskan yaitu tentang pola grafik yang lebih dikenal dengan nama “Chart Pattern”. Ini adalah suatu pola grafik harga yang terjadi secara berulang, sehingga polanya dapat digunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga pada masa mendatang. Pola Grafik sangat penting dalam ilmu analisis teknis. Saya sarankan Anda untuk memahami Trendline dan Support dan Resistance terlebih dahulu, karena Pola Grafik pada dasarnya dibentuk oleh sekumpulan konsep yang terdapat pada Trendline dan Support dan Resistance. Sifat-sifat yang dimiliki Pola Grafik pun tidak akan jauh berbeda dengan Trendline dan Support dan Resistance.

Seperti yang saya tulis diatas, bahwa Pola Grafik adalah pola yang terbentuk dari sekumpulan konsep yang terdapat pada Trendline dan Support dan Resistance. Pola ini pun pada dasarnya terbentuk oleh adanya kesepahaman trader di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi dan merespons situasi maupun kondisi yang terjadi. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi konsep dasar pada bahasan kita kali ini adalah Support dan Resistance.

Pada awalnya, Pola Grafik tidaklah menjadi satu hal yang diperhitungkan dalam analisis teknis. Sampai pada tahun 1920-an, seorang akuntan bernama Ralph Nelson Elliot mengemukakan hasil pengamatannya tentang hubungan antara konsep dasar pada Support dan Resistace dengan kecenderungan harga membentuk suatu pola. Apa yang dikemukannya tadi secara tidak langsung memperkuat anggapan yang telah ada sebelumnya bahwa manusia mempunyai perasaan atau emosi yang sama terhadap suatu situasi maupun kondisi. Dengan dasar anggapan itu, Elliot memperkirakan reaksi “trader” akan selalu sama sampai kapan pun. Hal inilah yang membuat suatu pola cenderung berulang sehingga sangat dimungkinkan untuk diprediksi atau paling tidak dipahami kebiasaannya.

Pola Grafik adalah bentuk yang lebih spesifik dari suatu fase pada sebuah tren. Pola Grafik merangkum seluruh aktivitas trading yang ada secara perspektif dan formatif. Dikatakan perspektif karena pola yang terbentuk akan sangat bergantung pada sudut pandang yang melihatnya. Dan, dikatakan formatif karena Pola Grafik terdiri dari formasi-formasi khusus yang terbentuk oleh pergerakan harga.

Berbicara mengenai perspektif, pada dasarnya Pola Grafik dapat ditemukan dari berbagai sudut pandang. Namun memang, apa yang diangkat dalam hal ini bukanlah semata-mata perspektifnya saja, melainkan juga validitasnya. Tingkat validasi (validitas) Pola Grafik yang dilihat dari sudut pandang (timeframe) yang luas tentu akan lebih tinggi daripada validitas Pola Grafik yang terlihat di sudut pandang yang sempit. Validitas grafik harian akan lebih tinggi daripada grafik per jam, dan validitas grafik mingguan akan lebih tinggi daripada grafik harian. Begitu seterusnya.

Cara Membaca Pola Pada Grafik

Secara umum, ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali, membaca, dan analisis chart pattern, terutama pola grafik Forex, yaitu secara manual dan otomatis jika menggunakan MetaTrader 4 maupun MetaTrader 5. Cara manual dilakukan dengan mengamati grafik dan menggambar garis pada pergerakan harga yang membentuk sebuah pola penting. Objek analisisnya meliputi garis vertikal, garis horizontal, dan garis tren (trendline). Cara ini cenderung lebih akurat dan dianjurkan karena Anda harus belajar dan membiasakan mata Anda untuk melihat grafik dan pola-pola yang ada dalam pasar yang Anda pilih.

Sedangkan untuk cara otomatis, Anda dapat menggunakan Indikator Custom (pembaca pola grafik) maupun EA (Expert Advisor) yang membantu Anda untuk menemukan pola-pola grafik yang sudah dimasukan ke dalam alogaritma indikator maupun EA itu sendiri, cara ini lebih memudahkan trader tetapi tidak dianjurkan untuk mempercayai 100% apa yang diinformasikan oleh indikator maupun EA, Anda juga harus lebih teliti memilahnya karena Indikator dan EA bersifat statis sedangkan pergerakan pasar bersifat sangat dinamis.

Selanjutnya, pola pembalikan dapat digunakan sebagai sinyal pelengkap dan pola kelanjutandapat digunakan untuk melengkapi pengaturan atau rencana strategi trading Anda. Untuk titik masuk, sebaiknya dilakukan setelah pola sudah terbentuk agar sinyal yang diperoleh dapat lebih valid. Selain itu, terdapat berbagai level penting pada pola grafik yang dapat dijadikan sebagai titik acuan stop loss dan take profit.

Menguji Pola Grafik Tanpa Risiko!

Salam trader, ada satu hal penting lain yang perlu Anda pahami, bahwa setiap jenis trading yang menggunakan pola grafik juga memiliki risiko yang mungkin dapat Anda temui setelah memasuki pasar Forex yang sebenarnya. Namun, jangan khawatir ada langkah bijak untuk mencegah hal tersebut, Anda dapat menggunakan akun demo untuk menguasai pemahaman pola grafik hingga dapat meraih keuntungan dari trading.

Akun demo sendiri memungkinkan Anda untuk berlatih strategi trading, menguji rencana, dan memahami cara kerja pasar tanpa harus menghadapi risiko finansial hingga mahir dalam trading. Inilah mengapa akun demo trading FINEX berperan penting. Dengan akun demo ini, Anda dapat belajar trading tanpa risiko kehilangan uang sehingga Anda dapat meningkatkan kemampuan trading Anda dengan percaya diri sebelum trading menggunakan uang di Akun Live.

Di akun demo FINEX, Anda secara otomatis akan diberikan dana virtual yang tentunya dapat digunakan untuk mencoba beragam metode trading, posisi, hingga melatih kemampuan dalam menganalisis pergerakan tren pasar. Anda dapat memanfaatkan akun demo di aplikasi trading FINEX yang telah meraih Predikat A+++ atau Sangat Baik dari Bappebti untuk Kinerja Tahun 2023.

Trading di Finex juga memiliki pelayanan terbaik dengan CS (Customer Service) online 24 jam, serta adanya fasilitas Laporan VIP dan Berita Harian (mengenai pasar pilihan dan potensial) setiap hari pada situs web FINEX yang dapat membantu Anda mengeksekusi trading dengan lebih mudah.

Jika sudah siap, Anda dapat mulai memasuki pasar melalui akun live Finex yang menyediakan 45 instrumen trading berupa 27 pasangan mata uang Forex, 28 saham AS terpopuler, 4 saham Hong Kong terpopuler, 5 saham FWB Frankfrut terpopuler, 5 saham LSE London terpopuler, 7 Indeks raksasa dunia, 2 logam mulia favorit yaitu emas dan perak, dan aset energi yaitu minyak mentah WTI.

Selain itu, FINEX menjaga keamanan serta transparansi transaksi nasabahnya melalui regulasi resmi. FINEX berdiri sejak tahun 2012 dan diawasi oleh otoritas Indonesia, yaitu BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Artinya, dana Anda dijamin keamanannya oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang disahkan oleh BAPPEBTI di bawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Regulasi adalah manajemen risiko trading paling dasar yang perlu Anda utamakan.

Bukan hanya aman dan transparan, FINEX juga berkomitmen memberi eduaksi terbaik bagi seluruh trader-nya melalui berbagai sumber media belajar trading, baik itu online (Webinar) maupun offline (Seminar), sebagai bentuk dedikasi dan dukungan FINEX supaya melahirkan trader-trader sukses di Indonesia yang berkelas dunia.

Jenis pola grafik “Chart Pattern”

Dari segi formasinya, Pola Grafik terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: pola pembalikan arah (Reversal Pattern) dan pola kelanjutan (Continuation Pattern). Pembalikan adalah situasi ketika pergerakan harga mulai berganti arah. Dengan kata lain Pola Pembalikan adalah pola yang mengindikasikan pembalikan arah tren yang sedang berlangsung. Sedangkan Pola Kelanjutan, sesuai dengan namanya, adalah pola yang mengindikasikan terjadinya keberlanjutan sebuah tren yang sedang berlangsung walaupun pada nyatanya mungkin akan didahului dengan koreksi yang wajar. Dengan memahami dan mengerti pola grafik, Anda akan dapat membaca dan menganalisis pergerakan pasar dengan mudah, hal ini bertujuan bukan hanya demi keuntungan semata, melainkan keuntungan yang optimal. Dua kategori Pola Grafik tadi memiliki bentuk-bentuknya masing-masing. Dan bentuk-bentuk yang terdapat pada grafik tentu sangat banyak jumlahnya. Namun, pada umumnya ada beberapa bentuk yang terkenal di kalangan trader. Berikut adalah bentuk-bentuk yang dimaksud berdasarkan kategorinya:

1. Pola Grafik Pembalikan (Reversal Chart Pattern):

- Head and Shoulders

- Inverted Head and Shoulders

- Triple Top

- Triple Bottom

- Double Top

- Double Bottom

2. Pola Grafik Kelanjutan (Continuation Chart Pattern):

- Triangle

- Flag

- Pennant

- Rectangle

- Cup and Handle

POLA GRAFIK PEMBALIKAN

Head and Shoulders

Head and Shoulders yang ini bukanlah sampo. Pola grafik ini merupakan pola pembalikan tren yang sangat populer di kalangan trader. Pola ini terdiri dari tiga puncak, dengan puncak samping (shoulder/bahu) lebih rendah dari puncak tengah (head/kepala). Pola ini menandakan bahwa tren naik berpotensi berubah menjadi tren turun. Untuk menggunakannya, kita dapat menempatkan order jual di bawah neckline (garis yang menghubungkan dua leher) setelah harga menembusnya. Stop loss dapat ditempatkan di atas puncak kepala. Target profit dapat ditentukan dengan mengukur tingginya pola dan mengalikannya dengan faktor risiko yang sesuai.

Head and Shoulders, dikatakan oleh para pakar analisis teknis, sebagai pola terkuat dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Mengutip pernyataan Thomas N. Bulkowski (dari bukunya Encyclopedia of Chart Pattern) yang juga menguatkan pendapat di atas, ia menyebutkan dalam penelitiannya terhadap pergerakan 500 jenis saham selama periode 1991-1996 (lima tahun) terdapat 431 Head and Shoulders yang validasinya cukup meyakinkan. Sebanyak 25 di antaranya merupakan sinyal konsolidasi sedangkan 406 lainnya merupakan sinyal pembalikan. Itu artinya tingkat kegagalan yang terdapat pada pola Head and Shoulders ini hanyalah sebesar 6-7%.

01.png

Inverted Head and Shoulders

Ini adalah versi lain dari pola Head and Shoulders. Bentuknya sama persis dengan pola yang sudah kita pelajari sebelumnya, tetapi dengan posisi yang terbalik. Jika pada Head and Shoulders sebelumnya “kepala” menghadap ke atas, pada pola ini “kepala” akan menghadap ke bawah. Sama halnya dengan Head and Shoulders biasa, pola ini juga merupakan pola terkuat dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Masih mengutip keterangan Thomas, bahwa statistik menunjukkan dalam periode yang sama (tahun 1991-1996) terjadi sebanyak 330 kali pola Inverted Head and Shoulders (lebih sedikit jika dibandingkan dengan Head and Shoulders) dan di antaranya terdapat hanya 5% tingkat kegagalan. Itu artinya, hanya terjadi sebanyak 16-17 kali sinyal konsolidasi, dan sisanya merupakan sinyal pembalikan.

03.png

Triple Top

Berbicara mengenai jenis penamaannya, pola ini sebenarnya hanyalah sebuah bentuk pergerakan harga yang tertahan pada suatu level resistance. Pada pola Triple Top ini, pergerakan harga membentuk tiga puncak yang dapat dibilang memiliki tinggi (top) yang sama karena adanya resistance di area tersebut. Meskipun pada kenyataannya puncak-puncak tersebut sering kali sama persis (tingginya), tetapi seperti yang dikatakan Elaine Yager, Direktur investasi di Amerika, bahwa jika ketiga puncak yang terbentuk masih dalam area yang berdekatan, keadaan seperti itu dapat dikatakan memenuhi kriteria pola Triple Top.

05.png

Triple Bottom

Triple Bottom adalah kebalikan dari Triple Top. Bedanya adalah pada pola ini tren yang mengawalinya haruslah selalu bearish. Jika tidak, patut untuk diragukan validitasnya. Berbeda dengan Triple Top, Triple Bottom membentuk tiga buah lembah (bottom) yang posisinya berada di dasar sebuah tren bearish. Sama seperti Triple Top, pola ini mengindikasikan adanya sinyal pembalikan dari bearish menjadi bullish.

07.png

Double Top

Pola variasi dari Triple Top ini adalah pola yang memiliki dua puncak (top) pada pembentukannya dan mengindikasikan sinyal pembalikan dari bullish menjadi bearish. Idealnya, puncak-puncak yang terbentuk pada pola ini memiliki ketinggian yang sama. Namun, seperti yang dikatakan Elaine Yager, meskipun memiliki ketinggian yang berbeda, asalkan masih pada area yang berdekatan, suatu pola dapat dikatakan terbentuk. Konfirmasi lebih lanjut atas validasi suatu pola khususnya Double Top adalah pada penembusan area support. Double Top haruslah diawali dengan pergerakan uptrend untuk dapat dikatakan valid. Jika dibandingkan dengan pola-pola “Triple”, statistik untuk pola-pola “Double” lebih banyak jumlahnya. Dengan kata lain, pola-pola Double lebih sering ditemui dalam grafik. Menurut Thomas N. Bulkowski, terdapat 454 formasi Double Top yang terbentuk dalam periode tahun 1991-1996. Sebanyak 341 merupakan sinyal pembalikan, dan 113 lainnya adalah sinyal konsolidasi. Itu artinya, Double Top pun dapat dikatakan pola dengan tingkat kegagalan (failure rate) yang cukup rendah, yaitu sekitar 16-17% (sedikit lebih tinggi dibandingkan pola-pola Triple yang memiliki tingkat kegagalan hanya sebesar 6-7%).

09.png

Double Bottom

Double Bottom adalah variasi dari pola Triple Bottom. Pola ini termasuk ke dalam katagori pola pembalikan karena mengindikasikan adanya perubahan arah tren dari bearish menjadi bullish. Sesuai dengan namanya, pola ini membentuk dua buah lembah di “dasarnya” dan menggunakan resistance sebagai neckline untuk acuan validasinya. Mengenai hal lainnya, saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi karena apa yang ada pada Double Bottom kurang lebih sama dengan Double Top. Yang membedakan hanyalah posisinya yang menghadap ke bawah karena didahului oleh pergerakan downtrend.

10.png

POLA GRAFIK KELANJUTAN

Triangle

Berikut adalah pola grafik yang populer dalam kategori pola grafik kelanjutan (Continuation Chart Pattern). Kita awali dengan pola Triangle. Sesuai artinya, pola ini memiliki bentuk menyerupai segitiga yang jika digambar semakin lama semakin menyempit pergerakannya. Sisi atas dan bawah pada pola ini nantinya dapat digunakan sebagai titik acuan (resistance dan support). Pola Triangle terbagi lagi ke dalam tiga subbagian, yaitu: Symetrical Triangle (Segitiga Simetris), Ascending Triangle (Segitiga Mendaki), Descending Triangle (Segitiga Menurun).

Symetrical Triangle

Pola ini umumnya dianggap sebagai pola kelanjutan, yang berarti pola ini sering muncul dalam tren yang sedang berlangsung dan diperkirakan akan menghasilkan kelanjutan tren tersebut. Pola segitiga simetris ini ditandai oleh dua garis tren yang bertemu, satu menghubungkan resistance dan yang lain menghubungkan lembah-lembah support. Pola simetris adalah suatu pola harga yang menunjukkan bahwa arah tren dan momentum harga memiliki kesamaan. Pola ini memperlihatkan bahwa kenaikan dan penurunan harga memiliki keseimbangan yang sama sehingga membuat pergerakan harga tampak seimbang.

11.png

Ascending Triangle

Ascending Triangle (Segitiga Mendaki) adalah salah satu bentuk pola grafik dalam trading yang menunjukkan konsolidasi harga yang sedang terjadi. Pola ini memperlihatkan bahwa harga sedang mencoba untuk menembus resistance yang ada dan melanjutkan tren kenaikan. Ascending Triangle sering dianggap sebagai sinyal beli karena menunjukkan bahwa harga sedang membangun momentum untuk bergerak ke atas. Breakout dari pola ini biasanya mengikuti tren yang sedang terjadi dan memiliki potensi untuk membuat keuntungan bagi trader.

12.png

Descending Triangle

Descending Triangle (Segitiga Menurun) adalah salah satu bentuk pola grafik dalam trading yang menunjukkan konsolidasi harga yang sedang terjadi. Pola ini memperlihatkan bahwa harga sedang mencoba untuk menembus support yang ada dan melanjutkan tren penurunan. Descending Triangle sering dianggap sebagai sinyal jual karena menunjukkan bahwa harga sedang membangun momentum untuk bergerak ke bawah.

13.png

Flag

Dari namanya saja Anda pasti sudah dapat menebak gambaran pola ini, pola flag (bendera) merupakan bagian dari pola grafik kelanjutan yang akan sering kita temui selanjutnya. Pola ini biasa ditemui pada kondisi tren yang dinamis, ketika tren ditunjukan dengan pergerakan yang tegas. Pola ini terbentuk setelah terjadinya pergerakan harga yang kuat atau tren yang signifikan. Pola flag biasanya menandakan bahwa pasar sedang beristirahat sementara sebelum melanjutkan tren sebelumnya.

Pola flag terdiri dari dua komponen utama:

Flagpole (Tiang Bendera): Bagian pertama dari pola ini adalah "tiang bendera." Ini adalah pergerakan harga yang tajam dan cepat yang mengindikasikan tren kuat. Tiang bendera dapat bergerak naik (bullish flag) atau turun (bearish flag).

Flag (Bendera): Bagian kedua adalah "bendera" yang biasanya terbentuk setelah tiang bendera. Bendera adalah pergerakan harga yang relatif mendatar, cenderung bergerak dalam saluran yang semakin menyempit. Ini menciptakan pola yang mirip dengan bendera yang terbentang di tiang. Bendera ini dapat bergerak horizontal atau sedikit melawan tren. Ketika pola flag terbentuk, trader mencari sinyal untuk masuk ke dalam posisi yang sesuai dengan arah tren sebelumnya (bullish atau bearish). Sinyal masuk biasanya terjadi ketika harga menembus garis resistance atau support yang terbentuk dalam pola bendera.

14.png

Pennant

Pennant (Panji) memiliki banyak kesamaan dengan Flag. Selain sama-sama tergolong Pola Kelanjutan, Pennant juga biasa ditemui pada kondisi tren yang dinamis, yang mana memiliki pergerakan yang tegas dan tanpa volatilitas tinggi. Bentuknya yang hampir mirip dengan pola Triangle membuat pola ini menjadi lebih mudah ditemui. Pennant terbagi lagi ke dalam dua jenis berdasarkan tren yang mengawalinya. Jika ia diawali dengan tren bullish, itu disebut dengan Bullish Pennant. Sedangkan untuk yang diawali tren bearish, disebut Bearish Pennant.

16.png

Rectangle

Ini merupakan pola yang paling banyak memiliki sebutan seperti Consolidation Pattern, Sideways Pattern, Greyness Pattern, Box Pattern, dsb. Sebutan-sebutan tersebut muncul dikarenakan bentuk dari pola ini yang cenderung menyamping atau datar (flat). Pergerakan menyamping tadi adalah gambaran dari pergerakan harga yang tertahan di antara support dan resistance dengan kisaran (range) yang sempit. Pola ini termasuk Pola Grafik Kelanjutan karena sifatnya yang melanjutkan sebuah tren yang mengawalinya setelah pola ini terkonfirmasi. Berbicara tren yang mengawali, pola Rectangle terbagi ke dalam dua jenis, yaitu: Bullish Rectangle dan Bearish Rectangle. Dikatakan Bullish jika tren yang mengawalinya adalah tren naik, dikatan Bearish jika tren awalnya turun. Untuk memastikan konfirmasi dari pola ini support atau resistance yang ada haruslah tertembus. Pada pola Bullish Rectangle konfirmasi yang digunakan adalah penembusan resistance. Sedangkan pada pola Bearish Rectangle, konfirmasinya ada pada support yang tertembus.

18.png

Cup and Handle

Pola yang terakhir adalah Cup and Handle. Pola ini merupakan pola dengan akurasi yang sangat tinggi tetapi sangat sulit atau jarang ditemui pada grafik. Sesuai dengan namanya, pola ini memiliki bentuk yang sangat khas menyerupai “cangkir” dan “pegangannya”. Uniknya, pola ini hanya dapat kita temui pada pergerakan harga yang diawali dengan tren naik (bullish).

20.png

Pola Grafik Terbaik

Jika ada yang bertanya, manakah dari semua pola grafik diatas yang terbaik? Saya akan menjawab dengan bijak bahwa semuanya bagus karena telah melalui backtest dan pengamatan bertahun-tahun serta memberi imbal hasil yang baik dengan risikonya masing-masing. Namun, ada salah satu pola grafik yang frekuensi munculnya lebih sering daripada pola grafik lainnya, yaitu pola Double Top dan Double Bottom, lebih sering muncul berarti dapat dikatakan lebih banyak peluang untuk trading beli maupun jual. Jangan lupakan jurnal dari Thomas N. Bulkowski, terdapat 454 formasi Double Top yang terbentuk dalam kurun waktu 1991-1996. Sebanyak 341 merupakan sinyal pembalikan, dan 113 lainnya adalah sinyal konsolidasi. Artinya, Double Top pun dapat dikatakan pola dengan tingkat kegagalan (failure rate) yang cukup rendah, yaitu sekitar 16-17%.

Tanya Jawab (FAQ)

Apa itu pola grafik dalam analisis teknis?

Pola grafik (chart pattern) adalah suatu pola grafik harga yang terjadi secara berulang, sehingga polanya dapat digunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga pada masa mendatang.

Apa jenis-jenis pola grafik yang umum digunakan dalam trading?

Pola-pola tersebut adalah Triangle, Head and Shoulder, Double Top dan Double Bottom, Flag dan Pennant, serta Cup and Handle.

Apa risiko dan keuntungan dari menggunakan pola grafik dalam trading?

Risiko penggunaan pola grafik dalam trading termasuk kemungkinan kesalahan identifikasi pola karena pola grafik bersifat subjektif dan tergantung pada interpretasi trader, yang dapat menghasilkan perbedaan dalam pengambilan keputusan dan perlu diingat tidak ada jaminan bahwa pola yang terbentuk akan selalu berakhir dengan breakout atau pembalikan tren yang diharapkan. Namun, keuntungan menggunakan pola grafik adalah dapat membantu trader mengidentifikasi potensi peluang trading berdasarkan pola perilaku pasar historis.

Apakah pola grafik dapat digunakan di semua pasar?

Tentu saja, pola grafik dapat digunakan di semua pasar termasuk Forex, saham, kripto, komoditas, dan indeks. Prinsip dasar dalam mengidentifikasi dan menggunakan pola grafik tetap sama, meskipun perlu memperhatikan karakteristik khusus dari masing-masing pasar tersebut.

Kesimpulan

Pola grafik atau “Chart Pattern” adalah alat bantu yang sangat berguna dalam analisis teknis dan dapat membantu trader untuk mengidentifikasi peluang trading yang menguntungkan. Anda dapat mempelajari semua pola grafik yang telah tersaji diatas dan jangan lupa melakukan uji coba menggunakan akun demo terlebih dahulu. Perlu untuk diingat bahwa tidak ada metode yang sempurna dalam trading Forex, dan risiko selalu ada. Dengan mempelajari dan memahami pola-pola ini dengan baik, Anda dapat meningkatkan peluang kesuksesan trading pada masa depan.