Pound Sterling (GBP) stabil setelah pulih dari level terendah enam bulan seiring membaiknya sentimen pasar dan pembuat kebijakan Bank of England (BoE) Katherine Mann menyerukan pendekatan yang lebih agresif untuk menurunkan inflasi hingga 2%. Pekan lalu, Gubernur BoE Andrew Bailey memperkirakan inflasi akan turun hingga atau di bawah 5% pada akhir tahun, namun menambahkan bahwa ia tidak menjanjikan pencapaian stabilitas harga pada waktu yang tepat.
Sektor manufaktur dan konstruksi Inggris menanggung beban terberat akibat kenaikan suku bunga. Aktivitas pabrik di Inggris telah mengalami kontraksi, dengan ukuran PMI berada di bawah ambang batas 50,0 untuk jangka waktu yang lama. Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai status perekonomian saat ini, investor akan mengalihkan fokus ke data aktivitas pabrik dan PDB Inggris untuk bulan Agustus, yang akan dirilis pada hari Kamis.
Intisari Penggerak Pasar Harian: Pound Sterling pulih seiring koreksi Dolar AS
- Pound Sterling menghadapi tekanan jual di dekat 1,2250 terhadap Dolar AS, namun kenaikan lebih lanjut tampaknya lebih disukai karena pembuat kebijakan Bank of England mendukung kebijakan moneter yang lebih agresif.
- Katherine Mann dari BoE, yang merupakan pengambil kebijakan yang hawkish, mengatakan pada hari Senin bahwa para bankir sentral harus lebih agresif. Bank sentral tidak hanya bertanggung jawab untuk menurunkan inflasi hingga 2% tetapi juga perlu mengendalikan ekspektasi inflasi yang meningkat, katanya.
- Katherine Mann menyatakan kekhawatirannya mengenai berapa lama inflasi akan tetap berada di atas target yang diinginkan sebesar 2%.
- Inflasi Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara G7 lainnya. Meningkatnya harga minyak akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dapat mendorong ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
- Karena inflasi yang lebih tinggi dan suku bunga BoE, perekonomian Inggris sedang melalui fase rentan. Output manufaktur dan belanja konstruksi Inggris keduanya menurun karena perusahaan-perusahaan khawatir terhadap prospek permintaan.
- Investor akan fokus pada laporan PDB bulan Agustus, yang akan diterbitkan pada hari Kamis, yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kinerja perekonomian negara tersebut. Para ekonom memperkirakan kontraksi Produksi Manufaktur bulanan sebesar 0,4% dibandingkan kontraksi 0,8% yang tercatat di bulan Juli. Produksi Industri Bulanan diperkirakan menurun lebih lambat sebesar 0,2% dibandingkan kontraksi 0,7% di bulan Juli.
- Berlanjutnya penurunan aktivitas pabrik di Inggris menunjukkan bahwa perusahaan masih pesimis terhadap permintaan ke depan meskipun ada jeda dalam pengetatan kebijakan oleh BoE.
- Produk Domestik Bruto (PDB) bulanan terlihat meningkat sebesar 0,2%, berayun dari penurunan 0,5% yang tercatat di bulan Juli.
- Di sisi global, investor tampaknya mencerna perang Israel-Hamas karena Hamas mengatakan pihaknya terbuka untuk berdiskusi mengenai gencatan senjata. Namun, perundingan mengenai gencatan senjata diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan terdapat peningkatan risiko partisipasi negara-negara lain dalam konflik tersebut.
- Indeks Dolar AS (DXY) menemukan beberapa dukungan setelah menguji level penting di 106,00. Investor mengalihkan fokus ke data inflasi Amerika Serikat, yang akan dipublikasikan pada hari Kamis. Indeks Harga Konsumen (CPI) inti, tidak termasuk harga pangan dan Minyak yang bergejolak, terlihat meningkat dengan kecepatan stabil sebesar 0,3% dalam sebulan.
- Indeks USD dapat menguat jika laporan inflasi bulan September ternyata lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi yang stagnan dan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dapat memaksa para pengambil kebijakan Federal Reserve (Fed) untuk memilih kenaikan suku bunga lagi pada tanggal 1 November.
- Sebelum itu, risalah FOMC dari pertemuan Fed terakhir akan diawasi dengan ketat, yang akan dirilis pada hari Rabu. Risalah FOMC untuk kebijakan moneter bulan September kemungkinan akan memberikan alasan di balik mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Analisis Teknis: Pound Sterling kesulitan untuk naik di atas 1,2250
Pound Sterling menghadapi hambatan di dekat level tertinggi mingguannya di 1,2250, namun pasangan mata uang ini diperkirakan akan melanjutkan momentum kenaikannya seiring dengan membaiknya selera risiko para pelaku pasar. Pasangan GBP/USD telah pulih mendekati Exponential Moving Average (EMA) 20 hari di sekitar 1,2264. Namun, prospek GBP/USD secara lebih luas adalah bearish karena Exponential Moving Averages (EMA) 50 hari dan 200 hari telah mencapai titik temu di dekat 1,2450. Potensi support di sekitar 1,2000.