Dolar Australia bisa naik lebih lanjut setelah data indeks harga konsumen (CPI) Australia kuartal pertama lebih baik dari perkiraan. CPI naik 3,6% pada kuartal pertama, dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 3,4%. Kuatnya inflasi yang tercermin dalam data menunjukkan Reserve Bank of Australia (RBA) kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. RBA tetap dianggap sebagai bank sentral besar G10 terakhir yang memangkas suku bunga.

Trader semakin bertaruh bahwa Reverse Bank of Australia (RBA) akan menaikkan suku bunga lagi sebelum melakukan pemotongan. Karena tingkat inflasi Australia yang lebih tinggi dari perkiraan pada minggu lalu berarti penurunan suku bunga pada tahun ini tidak mungkin lagi dilakukan. Pasar memperkirakan peluang pelonggaran hanya sebesar 19% pada pertemuan RBA bulan Desember.

Kepala penasihat ekonomi Judo Bank Warren Hogan mengatakan kepada Australian Financial Review bahwa bank sentral memperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 5,1% tiga kali tahun ini, dengan kenaikan pertama dilakukan pada bulan Agustus. Potensi kenaikan suku bunga dan sikap hawkish Reverse Bank of Australia (RBA) mendorong dolar Australia (AUD) lebih tinggi.

Pada sisi Teknikal Analisa saat ini AUDUSD berada pada dominasi Trend Bullish dimana hal tersebut dikonfirmasi oleh Indikator Moving Average yang melakukan Golden Cross, serta penurunan AUDUSD terhalang oleh garis Trendline Support. Garis Trendline support berlaku sebagai support statis dan garis Moving Average berlaku sebagai support dinamis diaman pada area tersebut menjadi area pijakan terbaik bagi kenaikan AUDUSD. Potensi kenaikan AUDUSD dapat mencapai resistance selanjutnya pada kisaran harga 0.60050.

DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi

Ini bukan saran investasi. Kinerja masa lalu bukan indikasi hasil di masa depan. Modal Anda berisiko, silakan trading secara bertanggung jawab.

Penulis: Brahmantaya Himawan