Hal yang paling dicari oleh trader dalam trading adalah informasi kemana harga akan bergerak berikutnya. Karena bagi seorang trader, dengan mengetahui kemana harga bergerak selanjutnya, maka keuntungan pasti akan diraih. Tetapi sayangnya, trader paling jago sekalipun, tidak akan tahu pasti kemana harga akan bergerak ke depannya.
Untungnya kita memiliki seorang jenius bernama Ralph Nelson Elliott yang berhasil menciptakan teori Elliott Wave. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 75 tahun data harga saham, ia berhasil menemukan bahwa sebenarnya harga di pasar saham itu tidak bergerak secara acak, tetapi memiliki pola yang tetap.
Elliott menyadari bahwa siklus gelombang yang terjadi merupakan hasil dari reaksi para pelaku pasar, atau merupakan cerminan dari psikologi pasar pada saat itu. Ia menemukan bahwa ayunan (swing) yang merupakan pergerakan naik dan turun selalu muncul dalam pola-pola yang berulang.
Pengertian sederhana dari Elliott Wave adalah garis-garis penanda gelombang harga, yang digunakan trader untuk memetakan ke arah mana kemungkinan besar harga akan bergerak. Analoginya hampir sama seperti denah peta Online yang mampu meramalkan titik kemacetan atau lama perjalanan ke tujuan
Teori Elliott ini sebenarnya juga berakar pada Dow theory (market action discounts everything, price moves in trend, dan history repeats itself). Begitupun, Elliott berhasil memerinci hal tersebut dan menganalisanya secara lebih mendetil.
Meski Elliott menggunakan teori ini di pasar saham, tetapi banyak juga trader yang mengaplikasikan teori ini di pasar forex. Jika bisa mengidentifikasi pola gelombang harga dengan tepat, maka Anda sudah pasti bisa memprediksi ke mana arah pergerakan harga.
Elliott menunjukkan bahwa kondisi pasar yang trending bergerak dalam pola yang disebut gelombang 5-3. Lima gelombang pertama dinamakan sebagai impulse waves, sedangkan 3 gelombang kedua dinamakan sebagai corrective waves.
Mari kita bahas 2 hal tersebut berikut:
1. Implusive waves
Gelombang ini terdiri dari lima garis yang bisa terjadi saat pasar sedang uptrend atau downtrend. Di impulse waves, Elliott menyebut gelombang ke-1, ke-3, dan ke-5 sebagai motive, artinya gelombang ini bergerak searah dengan trend. Sedangkan gelombang ke-2 dan ke-4 adalah corrective.
Lebih mudahnya, kita amati gambar berikut ini:
Untuk memudahkan memahami gambar di atas, perlu memahami point utama untuk mengenali wave sebagai berikut:
Wave 1:
pada gelombang pertaama ini adalah saat dimana pelaku pasar melakukan aksi beli. Karena dianggap bahwa harga sangat murah dan menilai di saat inilah waktu yang tebaik untuk melakukan aksi beli. Hal ini mengakibatkan harga mulai bergerak naik.
Wave 2:
di kondisi ini, pelaku pasar gelombang pertama menilai harga sudah terlalu mahal dan memutuskan untuk menjual dan mengambil keuntungan. Akibatnya, harga bergerak turun, tetapi tidak secara keseluruhan, karena banyak pelaku pasar melakukan aksi beli karena harga sempat turun.
Wave 3:
biasanya di gelombang ketiga ini adalah yang paling panjang dan paling kuat pergerakannya. Karena pergerakan harga mulai menarik minat pelaku pasar yang lebih luas. Akibatnya, minat untuk aksi beli meningkat dan membuat pergerakan harga juga meningkat. Kenaikan harga di gelombang ketiga ini melampaui harga tertinggi di gelombang pertama.
Wave 4:
di gelombang keempat ini pelaku pasar mulai melakukan aksi jual karena harga yang melambung tinggi dan mulai melakukan aksi ambil untung. Biasanya, di gelombang ini hanya turun sedikit karena masih banyak pelaku pasar yang bersiap untuk melakukan aksi beli karena harnya mengalami sedikit turun.
Wave 5:
di gelombang kelima ini harga terus melonjak karena adanya histeria di kalangan pelaku pasar. Ini adalah periode dimana harga sudah menjadi terlalu mahal. Namun, ada beberapa investor dari gelombang sebelumnya yang mulai melakukan aksi jual, dan disinilah pola ABC akan dimulai.
2.Corrective waves
Gelombang ini adalah lanjutan dari impulse wave. Arah pergerakan dari corrective waves adalah kebalikan dari impulse waves. Meskipun corrective waves adalah kelanjutan dari impulse waves, penamaan yang diberikan Elliott kepada gelombang ini tidak menggunakan angka, melainkan huruf. Corrective waves diberi label A, B, dan C.
Ketidakseimbangan harga selama periode impulse waves, suatu saat akan terkoreksi untuk kembali mencapai titik keseimbangan. Jadi, semakin cepat harga meroket, harga akan berpotensi semakin besar untuk terkoreksi menurun. Sebaliknya, jika harga terjun terlalu cepat, besar juga kemungkinannya untuk terkoreksi mendaki.
Dalam prakteknya, kondisi pasar impulsif diwakili oleh Impulse Waves Elliott. Trader menggunakan gelombang tersebut untuk mendapat peluang trading selama tren masih berlangsung. Inilah salah satu senjata rahsasia trader profesional untuk meraih keuntungan dalam jumlah besar. Berikutnya, setelah Impulse waves Elliott selesai terbentuk, trader bersiap untuk mengantisipasi koreksi atau pembalikan arah harga dengan memetakan Gelombang Korektif Elliott.
3. Aturan Teori Elliott Wave
Ada tiga peraturan yang tidak boleh anda langgar jika anda ingin menggunakan Elliott Wave Theory. Berikut ketiga peraturan tersebut:
- Gelombang impulse nomor 3 tidak boleh lebih pendek dibanding gelombang nomor 1 dan 5
- Permulaan gelombang impulse nomor 2 tidak boleh lebih lebih rendah (jika bullish) atau lebih tinggi (jika bearish) dibanding permulaan gelombang impulse nomor 1
- Gelombang impulse nomor 4 tidak boleh menyentuh batas tertinggi (jika bullish) atau batas terendah (jika bearish) gelombang impulse nomor 1.
Ada baiknya anda catat (atau bookmark page ini) jika anda menggunakan Elliott Wave Theory dan sedang mencari gelombang-gelombang impulse dan correction. Nah, selanjutnya, kita akan mencoba mempraktikkan penggunaan teori yang sudah dipelajari di trading forex.
Penggunaan teori Elliott Wave dalam trading forex
Mari kita lihat contoh grafik di bawah ini:
Dari gambar di atas kita melihat adanya dua gelombang impulse yang terbentuk. Sekarang tinggal Anda melihat kembali peraturan nomor 2 Elliott Wave Theory, yakni; permulaan gelombang impulse nomor 2 tidak boleh lebih rendah (jika bullish) atau lebih tinggi (jika bearish) dibandingkan permulaan gelombang impulse nomor 1.
Jika masih bingung cara menggambarnya, di metatrader 4 sudah disediakan indikator zigzag yang bisa membantu membaca gerakan Elliott wave. Trader bisa mendownload platform metatrader 4
Melihat formasi ini, Anda pun siap-siap ambil posisi sell. Anda juga bisa menggunakan fibonacci untuk mencari area di mana kira-kira gelombang impulse yang ketiga terbentuk. Biasanya, level support yang menjadi perhatian trader ada di level 38.2 %, 50%, atau 61.8% dan memasang pending order sedikit di ssatas level-level tersebut.
Dengan hanya menggunakan aturan Elliott Wave tersebut, Anda pun berhasil mendapatkan keuntungan yang lumayan dari trading yang dijalankan. Sedangkan untuk mengetahui kapan waktu yang paling baik untuk masuk ke pasar adalah dengan menggunakan fibonacci retracement. Semudah itu saja, kok!