EUR/USD Bergerak Tak Bertenaga

06/02/2023, 16:10

Pasangan EUR/USD menunjukkan kinerja yang kurang bersemangat di bawah resistensi level bulat 1,0800 di sesi Asia. Pasangan mata uang utama ini telah berubah sideways, mengikuti jejak Indeks Dolar AS (DXY) yang lemah. Kontraksi volatilitas dalam Indeks USD diprakirakan oleh para pelaku pasar setelah pergerakan vertikal satu sisi pada hari Jumat.

Indeks S&P500 berjangka menunjukkan penurunan di sesi Tokyo, menggambarkan sentimen pasar yang risk-off. Aksi militer kecil di AS-RRT semakin memangkas selera risiko para pelaku pasar. Imbal hasi obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun telah mengalami sedikit penurunan namun masih bertahan di support 3,55%.

Data Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat yang melesat telah memudarkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan mempertimbangkan jeda dalam pengetatan kebijakannya. Mempertimbangkan pasar tenaga kerja AS yang optimis, ketua Fed Jerome Powell mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut karena pertempuran melawan inflasi yang membandel dapat menjadi hal yang mematikan di masa depan. Untuk lebih jelasnya, investor akan mengawasi pidato dari ketua Fed Jerome Powell, yang dijadwalkan pada hari Selasa.

Di sisi Zona Euro, setelah kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB), pasar mengharapkan bahwa Presiden ECB Christine Lagarde akan terus menaikkan suku bunga karena jalan menuju inflasi 2% masih jauh dari selesai.

Pembuat kebijakan ECB Peter Kazimir mengatakan pada hari Jumat bahwa "Saya tidak berpikir kenaikan suku bunga bulan Maret akan menjadi yang terakhir." Selain itu, anggota Dewan Gubernur ECB Pierre Wunsch mendukung pandangan panduan suku bunga yang hawkish, mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa ECB tidak akan beralih dari kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) di bulan Maret menjadi nol di bulan Mei. Wunsch menambahkan bahwa kenaikan 25 bp atau 50 bp masih mungkin terjadi di bulan Mei.

Sementara itu, data Penjualan Ritel Zona Euro akan tetap menjadi fokus. Data ekonomi ini diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,7% dari kontraksi sebelumnya sebesar 2,8% secara tahunan.

Promosi