Dalam minggu mendatang, data inflasi AS akan sangat diawasi, bersama dengan komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve, yang akan membantu investor membentuk pandangannya tentang jalur suku bunga di masa depan. Perusahaan ritel akan melaporkan laba dengan latar belakang kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai inflasi dan prospek ekonomi serta harga minyak yang tampaknya akan tetap volatil. Inilah yang perlu Anda ketahui untuk memulai minggu Anda.
1. Data inflasi AS
Para investor menunggu data harga konsumen AS untuk bulan Oktober pada hari Selasa, untuk mengetahui perkembangan kemajuan the Fed dalam upayanya untuk terus menurunkan inflasi dari level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Inflasi diperkirakan akan meningkat 0,1% basis bulanan. IHK bulan September naik 0,4% karena lonjakan mengejutkan biaya sewa, namun juga menunjukkan moderasi pada tekanan inflasi yang mendasarinya.
Pendinginan yang lebih tajam dapat meningkatkan pembicaraan soal kenaikan suku bunga, didorong oleh laporan ketenagakerjaan di bulan Oktober, yang isyarat pelonggaran kondisi di pasar tenaga kerja.
AS juga akan merilis data harga produsen bersama dengan angka-angka retail sales untuk bulan Oktober, yang diperkirakan akan turun ke wilayah negatif setelah serangkaian peningkatan bulanan yang solid.
Data lain yang akan dirilis yakni laporan produksi industri, housing starts dan initial jobless claims.
2. Fed speakers
Investor akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar dari beberapa pejabat Fed selama seminggu ke depan, termasuk Presiden Fed New York John Williams, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, Gubernur Philip Jefferson dan Gubernur Michael Barr kala para pengambil kebijakan mempertimbangkan pengetatan lebih lanjut menjelang rapat berikutnya pada 12-13 Desember.
Kamis lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan para pejabat "tidak yakin" bahwa suku bunga belum cukup tinggi untuk menyelesaikan perang melawan inflasi. Meskipun The Fed tidak ingin mengetatkan kebijakan secara berlebihan, Powell mengatakan "kesalahan terbesar yang dapat kami lakukan adalah gagal mengendalikan inflasi."
Komentarnya digaungkan oleh rekan-rekannya. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pada hari Jumat bahwa ia belum siap untuk mengatakan apakah Fed telah selesai menaikkan suku bunga.
Investor telah berfokus pada Treasury yields, yang telah sedikit menurun dari level tertinggi dalam 16 tahun terakhir saat mereka menilai apakah suku bunga memang telah mencapai puncaknya dan kapan bank sentral dapat mulai menurunkan suku bunga.
3.Laba ritel
Musim laporan keuangan kuartal ketiga telah berakhir, tetapi beberapa peritel besar akan melaporkan kinerja dalam minggu-minggu mendatang dan investor tengah mencari indikasi tentang bagaimana belanja konsumen bertahan.
Home Depot akan melaporkan laporan keuangannya sebelum pembukaan pasar hari Selasa, diikuti oleh Target sebelum pembukaan pasar pada Rabu, sementara hasil dari Walmart dan Macy's akan dirilis Kamis.
Target telah kesulitan dengan biaya yang lebih tinggi dan peritel big box ini telah melakukan beberapa pemotongan untuk proyeksinya, setelah memperingatkan awal tahun ini bahwa "penyusutan" - barang-barang yang dicuri - menekan keuntungannya.
Sebaliknya, saham Walmart mencapai rekor tertinggi awal bulan ini didorong oleh pertumbuhan revenues dan laba yang melampaui ekspektasi saat dilaporkan pada bulan Agustus.
Peritel-peritel lain yang melaporkan kinerja keuangannya selama minggu ini termasuk TJX Companies, Gap, dan Alibaba.
4. Risiko shutdown government AS
Risiko shutdown government federal mencuat jika para anggota parlemen di Washington tidak dapat meloloskan sebuah langkah untuk setidaknya mendanai operasi sementara sebelum hari Jumat.
Tuntutan anggota berpaham keras untuk pemotongan pengeluaran yang besar dan kebijakan tambahan termasuk pembatasan aborsi telah memecah belah Partai Republik selama sebagian besar tahun 2023, dengan tokoh sentris Partai Republik mendorong pendekatan yang lebih bipartisan yang bisa memenangkan dukungan di Senat.
Ketua DPR AS Mike Johnson mengeluarkan langkah pengeluaran sementara dari Partai Republik pada hari Sabtu yang bertujuan untuk mencegah shutdown sebagian, tetapi rencana yang tidak lazim itu dengan cepat mendapat kecaman dari anggota kedua partai.
Perselisihan baru dapat memperbaharui kekhawatiran mengenai tata kelola pemerintahan di negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini.
5. Volatilitas harga minyak
Harga minyak naik sekitar 2% pada hari Jumat setelah Irak menyuarakan dukungan untuk pemangkasan minyak OPEC+ sebelum pertemuan dalam dua minggu dan beberapa spekulan menutup posisi short besar menjelang ketidakpastian yang ada di akhir pekan.
Namun, harga ditutup dengan kerugian mingguan sebesar 4%, penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Kekhawatiran atas prospek permintaan global imbangi kekhawatiran atas potensi pemadaman produksi yang terkait dengan konflik Timur Tengah di tengah lemahnya data ekonomi dari China, AS, dan Inggris minggu lalu.
Traders energi menantikan pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya termasuk Rusia pada 26 November.
Para analis berpendapat bahwa OPEC+ mungkin akan memangkas pasokan lebih lanjut jika harga terus turun.
--Reuters berkontribusi pada laporan ini