Harga Emas Terkonsolidasi

15/03/2023, 14:40

Harga Emas mengkonsolidasikan penurunan sebelumnya pada hari Rabu ini, bertahan di dekat level acuan $1.900. Penjual emas tetap memegang kendali di tengah sentimen pasar yang lebih baik dan Dolar Amerika Serikat (USD) yang secara luas melemah, seiring dengan meredanya krisis sektor perbankan AS dan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang penting pada hari Selasa.
Indeks Harga Konsumen AS Mendukung Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve Sebesar 25 bp

Harga swap kembali ke posisi bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase minggu depan setelah peluang kenaikan sempat merosot menjadi hampir 50-50 pada hari Senin. Hal ini terjadi setelah Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) sebagian besar sesuai dengan ekspektasi, kecuali untuk angka Inti bulanan, yang sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan. Reaksi pasar terhadap data IHK AS yang berdampak tinggi tersebut mengecewakan, karena Dolar AS tetap lemah, meskipun ada lonjakan baru pada imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor dua tahun. Peluang kenaikan suku bunga Fed sebesar 25 bp di bulan Maret terdorong oleh rilis IHK sementara pasar telah mengurangi lebih dari setengah pertaruhan mereka akan jeda Fed bulan ini.

Pada basis tahunan, data Indeks Harga Konsumen AS mencapai 6,0% di bulan Februari dibandingkan 6,0% yang diharapkan dan 6,4% sebelumnya. IHK Inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, berada di 5,5% YoY di bulan Februari versus 5,5% yang diprakirakan dan 5,6% di bulan Januari. Data IHK utama berada di 0,4% MoM di bulan Februari versus 0,4% yang diprakirakan, dibandingkan dengan kenaikan 0,5% yang dilaporkan di bulan Januari. IHK Inti berada di 0,5% MoM pada bulan yang dilaporkan versus 0,4% yang diharapkan dan 0,4% sebelumnya.

Meskipun ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed bulan Maret sebesar 25 bp telah mengumpulkan momentum, bank sentral AS masih berada di jalur yang tepat untuk memperlambat laju pengetatan. Menyusul kesaksian Ketua The Fed Jerome Powell di Kongres, awal bulan ini, pasar memprakirakan kenaikan suku bunga sebesar 50 bp untuk bulan Maret. Namun, keadaan berbalik setelah keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB), yang memicu volatilitas besar-besaran di pasar obligasi Amerika Serikat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun terkikis sebanyak 60 basis poin (bp) hingga menembus level 4,0% pada hari Senin, mencatatkan penurunan terbesar dalam beberapa hari sejak tahun 1987.

Ekspektasi Fed yang dovish dapat membantu membatasi penurunan korektif pada harga Emas. Pada saat artikel ini ditulis, harga Emas diperdagangkan di $1.901, turun 0,15% pada hari tersebut. Penurunan tampak terbatas, berkat fase konsolidasi turun dalam Dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.

Data Tiongkok yang Kuat Menambah Ketenangan Sentimen Pasar

Safe-haven Dolar AS mengalami sentimen pasar yang relatif lebih tenang, seiring dengan meredanya dampak dari krisis perbankan AS. Para investor merasa nyaman dengan keyakinan bahwa tekanan perbankan AS mungkin terbatas pada beberapa bank kecil. Pemulihan pada Penjualan Ritel Tiongkok dan kenaikan Produksi Industri menandakan pemulihan yang stabil pada perekonomian terbesar kedua di dunia, menambah optimisme pasar yang baru.

Penjualan Ritel Januari-Februari Tiongkok YoY, melonjak 3,5% versus 3,5% yang diprakirakan dan -1,8% sebelumnya, sementara Produksi Industri negara ini berada di 2,4% YoY versus 2,7% yang diprakirakan dan 1,3% sebelumnya. Sementara itu, Investasi Aset Tetap meningkat menjadi 5,5% Tahun Berjalan YoY di bulan Januari-Februari versus 4,5% yang diprakirakan dan 5,1% sebelumnya.

Perhatian saat ini beralih ke data Penjualan Ritel dan Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat, yang akan dirilis pada hari Rabu pukul 19:30 WIB. Data ini dapat membantu menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS dan inflasi di tingkat pabrik, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga pasar untuk kenaikan suku bunga the Fed.

Promosi