GBP/USD Mencoba Pulih

15/05/2023, 15:05

GBP/USD mengumpulkan kekuatan untuk pergerakan pemulihan dari dekat support 1,2450 karena Indeks Dolar AS (DXY) telah menunjukkan hilangnya momentum kenaikan setelah mencetak level tertinggi 102,75 di awal sesi Eropa. Cable diharapkan akan menguat setelah melampaui resistensi terdekat di 1,2480.

S&P500 futures telah menambahkan kenaikan nominal di sesi Asia setelah bearish ringan pada hari Jumat, yang menggambarkan pemulihan selera risiko para pelaku pasar. Daya tarik untuk aset-aset yang memiliki persepsi risiko telah meningkat karena para investor mengalihkan fokus mereka untuk memperkuat ekspektasi akan jeda pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve (Fed).

Pound Sterling kemungkinan akan tetap aktif menjelang data Ketenagakerjaan Inggris, yang dijadwalkan pada hari Selasa. Kekurangan tenaga kerja di pasar Inggris telah menjadi alasan utama dibalik kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Pembicaraan Plafon Utang AS Tetap Menjadi Peristiwa Penting

Setelah penundaan negosiasi plafon utang AS pada hari Jumat, Presiden AS Joe Biden dan anggota DPR dari Partai Republik Joseph McCarthy akan bertemu lagi pada hari Selasa. Pihak pertama menginginkan persetujuan untuk menaikkan batas pinjaman Federal namun tidak dengan mengorbankan inisiatif Presiden dan pihak kedua siap untuk menyetujui kenaikan pagu utang jika Presiden AS Joe Biden setuju untuk memangkas inisiatif pengeluaran untuk mengurangi defisit anggaran.

Kantor Anggaran Kongres memperingatkan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat menghadapi "risiko yang signifikan" untuk gagal membayar kewajiban pembayaran dalam dua pekan pertama bulan Juni tanpa menaikkan pagu utang pemerintah sebesar $31,4 triliun, dan menambahkan bahwa operasi pembayaran akan tetap tidak menentu selama bulan Mei.

Selain itu, IMF juga memperingatkan bahwa gagal bayar AS akan memiliki "dampak serius" pada perekonomian AS.

Penjualan Ritel AS Menjadi Sorotan

Ekspektasi para investor untuk jeda dalam proses pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve meroket di tengah dukungan dari indikator-indikator ekonomi utama Amerika Serikat. Inflasi AS dan harga yang ditawarkan oleh produsen untuk barang dan jasa di gerbang pabrik yang juga dikenal sebagai Indeks Harga Produsen (IHP) telah melambat, dan kondisi pasar tenaga kerja melemah karena kondisi kredit yang ketat dan prospek ekonomi yang suram, yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve akan menghentikan pengetatan kebijakan yang agresif untuk melindungi ekonomi dari kerusakan jaminan.

Untuk panduan lebih lanjut, investor akan mengawasi data Penjualan Ritel bulanan (April). Data ekonomi terlihat berekspansi sebesar 0,7% vs kontraksi 0,6%. Pemulihan permintaan ritel dapat meredakan ekspektasi jeda kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve.

Bank of England Mengakui Kekuatan Inflasi Inggris yang Membandel

Setelah menaikkan suku bunga untukke-12 kalinya secara berturut-turut, para pembuat kebijakan Bank of England sepakat bahwa mereka meremehkan kekuatan dan kegigihan inflasi Inggris. Gubernur Bank of England Andrew Bailey menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,5%. Mengenai panduan inflasi, para pembuat kebijakan Bank of England percaya bahwa inflasi Inggris akan turun menjadi 2% pada awal 2025. Situasi inflasi Inggris saat ini dapat menyebabkan tidak tercapainya janji Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak untuk mengurangi separuh inflasi Inggris pada akhir tahun 2023.

Ke depannya, data Ketenagakerjaan Inggris (April) akan diawasi dengan cermat. Tingkat Pengangguran tiga bulan terlihat tidak berubah di 3,8%. Pendapatan rata-rata tidak termasuk bonus diharapkan akan meningkat menjadi 6,8% dari rilis sebelumnya sebesar 6,6%. Hal ini dapat memicu tekanan inflasi lebih lanjut. Perubahan Jumlah Pemohon Klaim diharapkan turun 10.800.

Promosi