Israel Membalas Iran, Geopolitik Timur Tengah Kian Memanas
Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat 19 April 2024 dini hari. Peluncuran rudal tersebut menyusul serangan Iran pada Sabtu lalu, di mana negara tersebut mengirimkan lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak ke sasaran di seluruh negeri. Semua kecuali beberapa dicegat oleh Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, kata para pejabat.
Para pejabat tinggi Israel disebut telah memberitahu pemerintah Amerika Serikat (AS) mereka akan menyerang balik Iran. Informasi ini didapatkan dari pejabat tinggi AS yang namanya tak mau disebutkan. Pejabat ini juga menyatakan informasi soal serangan balik Israel ke Iran merupakan percakapan pribadi yang berlangsung pada Kamis.
Dalam pembicaraan itu Israel disebut akan menyerang balik Iran dalam 24 hingga 48 jam berikutnya. Setelah 24 jam dari pembicaraan itu, tiga ledakan terjadi di dekat bandara Isfahan, wilayah tengah Iran.
Pentagon dan Dewan Keamanan Nasional AS menolak berkomentar soal serangan balik Israel ke Iran ini, dan hanya disebutkan Gedung Putih tak mendukung serangan tersebut.
Sementara itu, sebuah ledakan terdengar di kota Ghahjaworstan di Iran, terletak di barat laut kota Isfahan. Isfahan merupakan salah satu kota yang dikenal sebagai pusat pengembangan nuklir Iran, serta memiliki fasilitas riset militer dan pangkalan militer. Namun serangan Israel ke Iran disebut tidak menyasar reaktor nuklir di kota Isfahan.
Akibat serangan ini negeri para mullah ini langsung menghidupkan sistem pertahanan negara. Sejumlah penerbangan dari dan ke sejumlah kota di Iran juga ditutup.
Sementara itu, militer Iran menyatakan ledakan berasal dari sistem pertahanan udara mereka yang menembak jatuh drone yang melintas di ruang udara Isfahan.
Potensi Ekskalasi Perang yang membesar akan memberikan hantaman yang keras pada Pasar Saham dan Pasar Keuangan dimana mata uang safe Haven (USD) akan diunggulkan, terlebih permintaan terhadap aset safe haven Emas & Perak akan bertambah kuat dan jangan lupa Iran yang merupakan salah Produsen Minyak besar akan memberi volatilitas yang tinggi terhadap harga pasar minyak.