Euro (EUR) berpotensi mengakhiri tahun kalender 2024 dengan penurunan terhadap dolar AS (USD). Hal ini sangat terpukul dalam tiga bulan terakhir tahun 2024 ketika Bank Sentral Eropa (ECB) melanjutkan sikap suku bunganya yang dovish. Tarif dipertahankan. Selain itu, para pelaku pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi di zona euro, karena kenaikan tarif oleh Presiden terpilih AS Donald Trump di masa depan kemungkinan besar akan mengguncang sektor ekspor. ECB diperkirakan akan menurunkan suku bunga fasilitas simpanan sebesar 100 basis poin (bp) menjadi 3% tahun ini, sehingga menurunkannya menjadi 2%, yang oleh para pembuat kebijakan dianggap sebagai suku bunga netral, pada akhir Juni 2025. Hal ini menunjukkan ECB akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin pada setiap pertemuan pada paruh pertama tahun depan.
Dengan latar belakang ketidakpastian politik di Jerman dan kemungkinan perang dagang dengan AS, banyak pengambil kebijakan ECB menyatakan kekhawatirannya mengenai risiko inflasi yang tidak mencapai target bank sentral sebesar 2%. Pejabat ECB telah menyatakan pandangan yang berbeda mengenai bagaimana benua Eropa harus menghadapi situasi perdagangan AS. Pekan lalu, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times (FT) bahwa pembalasan akan menjadi "pendekatan yang buruk" karena dia yakin pembatasan perdagangan dan reaksi baliknya "berbahaya bagi perekonomian global secara keseluruhan."
Pada sisi Teknikal Analisis saat ini pergerakan harga EURUSD berpotensi melanjutkan pergerakan turun didukung oleh Indikator Moving Average Death Cross (Persilangan Turun) serta Indikator RSI yang menuju area Overbought (Jenuh Beli). Sell Area pada kisaran harga 1.04800 - 1.05450 menjadi Area Jual terbaik bagi EURUSD. Potensi Pergerakan turun harga EURUSD dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 1.03500.
DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi