Harga minyak  menghadapi tekanan jual yang tajam karena ancaman tarif baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meningkatkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global. Presiden Trump berkicau dalam  truth-nya bahwa ia siap untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada Tiongkok. 
Pengenaan tarif tambahan dari Trump  pada Tiongkok oleh AS diperkirakan akan membuat produk-produk Tiongkok kurang kompetitif di pasar global. Skenario seperti itu menunjukkan prospek permintaan minyak yang lemah, mengingat Tiongkok adalah importir minyak terbesar ke 2 di dunia. 

Meningkatnya potensi perdamaian antara Rusia dan Ukraina membuat harga minyak tetap melemah. Pertemuan Donald Trump dengan pemimpin Ukraina Zelenskyy yang menjadi perdebatan dan Viral di sosial media  memberi kejelasan mengenai perdamaian karena Trump sanagt kontra dengan presiden Ukraina dan Trump dinilai tidak lagi mendukung Ukraina. Perkembangan positif atas perdamaian antara Rusia dan Ukraina akan menjadi skenario yang tidak menguntungkan bagi harga minyak karena Eropa dan Amerika akan mencabut sanksi terhadap minyak rusia.

Dari sisi Analisis Teknikal, harga Minyak WTI (XTIUSD) berpotensi meneruskan pergerakan turunnya karena Indikator Moving Average telah melakukan Death Cross (Persilangan Turun). Sell Area Minyak WTI (XTIUSD) terbaik berada pada kisaran harga 70.50 - 71.50. Potensi pergerakan turun Minyak WTI (XTIUSD) dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 68.50 atau bahkan 67.00.

DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi

Ini bukan saran investasi. Kinerja masa lalu bukan indikasi hasil di masa depan. Modal Anda berisiko, silakan trading secara bertanggung jawab.

Penulis: Brahmantya Himawan