Fokus Minggu Ini, 4 - 8 April

04/04/2022, 09:00

Sorotan minggu akan datang adalah risalah rapat bulan Maret Federal Reserve pada Rabu setempat, yang akan dicermati di tengah ekspektasi yang meluas untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin di bulan depan. Dengan kekhawatiran atas dampak ekonomi dari kebijakan moneter yang lebih ketat, perkembangan seputar perang di Ukraina akan tetap menjadi fokus utama.

Sementara saham mengabaikan kekhawatiran atas prospek pertumbuhan, pasar obligasi menunjukkan tanda-tanda peringatan. European Central Bank (ECB) juga akan menerbitkan risalah, dan Reserve Bank of Australia akan menggelar rapat kebijakan. Sementara itu, harga minyak akan tetap menjadi sorotan setelah penurunan mingguan terbesar dalam dua tahun. Inilah yang perlu Anda ketahui untuk memulai minggu Anda.

Risalah Fed

Risalah hari Rabu setempat dari pertemuan Fed Maret akan memberi investor pembaruan tentang bagaimana pejabat memandang prospek kebijakan moneter dan kemungkinan juga berisi rincian lanjutan mengenai rencana untuk mengurangi neraca keuangan bank sentral senilai $9 triliun.

The Fed menaikkan suku bulan lalu sebesar 25 bps, langkah pertama dalam siklus pengetatan moneter yang bertujuan untuk menahan lonjakan inflasi, saat ini berada di level tertinggi empat dekade. Sejak pertemuan Maret beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, telah mengindikasikan siap untuk menaikkan suku bunga lebih agresif guna mencegah inflasi yang tinggi mengakar.

Laporan ketenagakerjaan yang positif hari Jumat lalu membuka jalan bagi kenaikan suku bunga 50 bps dari Fed dalam pertemuan berikutnya pada 4 Mei.

Beberapa pejabat Fed juga akan tampil selama seminggu, termasuk Gubernur Fed Lael Brainard, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, Presiden Fed New York John Williams dan Presiden Fed St. Louis James Bullard.

Pasar obligasi sinyal merah

Bagian kurva imbal hasil Treasury AS yang diawasi ketat terbalik lagi pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan AS yang kuat meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh The Fed.

Pembalikan kurva imbal hasil, saat imbal hasil dengan tenor yang lebih pendek naik di atas tenor yang lebih lama, adalah fenomena yang telah memprediksi resesi di masa lalu.

Pasar saham tampaknya mengabaikan kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat dan ketidakpastian yang timbul dari perang di Ukraina dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi, tetapi investor obligasi tampaknya telah mengambil pandangan yang lebih pesimis.

Namun, beberapa analis berpikir keandalan pembalikan kurva imbal hasil sebagai indikator resesi telah menurun, utamanya karena program pembelian obligasi besar-besaran The Fed menekan imbal hasil jangka panjang.

Volatilitas harga minyak

Baik Brent dan minyak mentah AS jatuh sekitar 13% sepekan, penurunan mingguan terbesar dalam dua tahun setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan pelepasan cadangan minyak 1 juta barel per hari selama enam bulan dari Mei, yang akan menjadi pelepasan terbesar yang pernah ada dari Cadangan Minyak Strategis (Strategic Petroleum Reserve/SPR) AS.

Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong harga minyak naik sekitar 30% pada kuartal I, seiring melonjaknya biaya energi menjadi pendorong utama ekspektasi inflasi.

Tetapi analis pasar energi tampak skeptis terhadap keberhasilan rencana tersebut.

“Penjualan spontan dari pengumuman SPR soal pelepasan 1 juta barel per hari dari SPR selama enam bulan ke depan tidak akan berdampak lama pada harga minyak, jadi jika risiko geopolitik terus meningkat, minyak akan memulihkan sebagian besar kerugian minggu ini,” kata analis.

Data ekonomi

Terlepas dari risalah Fed Rabu setempat, kalender ekonomi ringan untuk minggu mendatang dengan fokus utama kemungkinan PMI jasa ISM hari Selasa.

Para ekonom memperkirakan indeks akan rebound ke 58,0 dari level terendah dua belas bulan di 56,5 di bulan Maret. Efek dari gelombang Omicron membuat indeks turun dari level tertinggi sepanjang masa di 69,1 yang dicapai pada bulan Desember dan kekhawatiran atas melonjaknya inflasi sekarang dapat membatasi permintaan konsumen.

AS juga akan merilis pesanan pabrik, klaim pengangguran awal, dan neraca perdagangan.

Bank sentral

ECB akan mempublikasikan notulen dari pertemuan Maret seminggu sebelum pertemuan pada 14 April mendatang. ECB mengejutkan pasar bulan lalu kala mengumumkan mempercepat rencana untuk menarik langkah-langkah stimulus.

Sejak itu, data menunjukkan inflasi zona euro mencapai rekor tertinggi baru 7,5% pada bulan Maret, menambah tekanan pada ECB untuk bertindak guna mengurangi beban inflasi bahkan saat pertumbuhan ekonomi melambat di tengah dampak pandemi dan dampak dari perang di Ukraina.

Adapun, Reserve Bank of Australia diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan penetapan kebijakan terbaru pada hari Selasa.

Bank of Canada akan menerbitkan survei prospek bisnis pada hari Senin dan pembacaan optimis dapat memperkuat ekspektasi untuk kenaikan suku bunga 50 basis pada pertemuan berikutnya pada 13 April.

Promosi