Fokus Minggu Ini, 12 - 16 Desember

12/12/2022, 10:20

Bank-bank sentral utama dunia akan menutup tahun 2022 dengan kenaikan suku bunga besar tatkala pertempurannya melawan inflasi terus berlanjut. Dengan ekspektasi kenaikan 50 bps dari Federal Reserve dalam rapat hari Rabu setempat yang sudah diperkirakan, investor akan berfokus terhadap indikasi seberapa tinggi suku bunga akhirnya dapat naik. Data inflasi AS pada hari Selasa akan memberikan petunjuk baru tentang rencana Fed. Data inflasi dan rapat Fed kemungkinan akan menentukan tren saham-saham AS untuk sisa tahun ini dan seterusnya. Sementara itu, Bank of England dan European Central Bank (ECB) diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 50 bps ketika mereka bertemu pada hari Kamis. Inilah yang perlu Anda ketahui untuk memulai minggu Anda.

1. Rapat Fed

Fed funds futures menunjukkan peluang sebesar 78% Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Rabu, dengan peluang 21% dari kenaikan 75 basis poin, dan peluang tersebut sedikit berubah setelah data pada hari Jumat menunjukkan harga produsen AS naik sedikit lebih dari perkiraan bulan lalu.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin tahun ini, termasuk empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut, dalam siklus kenaikan suku bunga terbesar sejak 1980-an, untuk memerangi lonjakan inflasi.

Ketua Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers terakhirnya tahun ini usai baru-baru ini mengindikasikan bahwa mungkin sudah waktunya untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Kala Fed telah mengindikasikan bahwa laju kenaikan kemungkinan akan melambat, suku bunga kemungkinan akan berakhir pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diindikasikan oleh para pejabat pada bulan September, sehingga fokus dapat beralih ke sinyal untuk seberapa tinggi suku bunga pada akhirnya dapat meningkat pada tahun 2023.

2. Inflasi AS

AS akan merilis data inflasi harga konsumen untuk bulan November pada hari Selasa, dan para ekonom memperkirakan tingkat inflasi tahunan melambat ke 7,3% dari 7,7% pada bulan sebelumnya.

Data pekerjaan AS yang kuat baru-baru ini menghidupkan kembali kekhawatiran inflasi, setelah pertumbuhan upah meningkat pada bulan November.

Data pada hari Jumat menunjukkan harga produsen AS naik sedikit lebih dari yang diharapkan bulan lalu di tengah lonjakan biaya layanan, tetapi tren yang mendasarinya sedang moderat karena rantai pasokan mereda dan permintaan barang surut.

"Meski harga barang inti dalam inflasi masih sangat mungkin menurun pada bulan November mengingat jatuhnya harga mobil bekas, peningkatan baru dalam PPI barang inti menyoroti bahwa masih ada beberapa risiko kenaikan yang kurang diperkirakan terhadap harga barang hingga tahun depan," Veronica Clark, ekonom di Citigroup New York mengatakan kepada Reuters.

3. Saham AS

Bursa saham akan bersiap mendapat dosis ganda data inflasi dan keputusan Fed yang akan menentukan arah pasar untuk sisa tahun ini dan hingga 2023.

Rebound terbaru S&P 500 terhenti dalam seminggu terakhir, usai data PPI yang lebih kuat dari perkiraan memicu kekhawatiran bahwa Fed perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, yang berpotensi menyebabkan resesi.

Inflasi lebih tinggi dari perkiraan dapat meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak langkah hawkish Fed, dan ini bisa menekan saham.

"Jika IHK berada di atas ekspektasi atau bahkan tidak turun sama sekali, itu tidak akan menjadi positif bagi pasar," Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Wealth Management mengatakan kepada Reuters.

Dengan kenaikan suku bunga hari Rabu sebagian besar dipandang sebagai kesimpulan yang sudah pasti, Wall Street akan terfokus pada proyeksi Fed untuk seberapa tinggi suku bunga pada akhirnya akan naik.

Juga kuncinya adalah pandangan Powell tentang inflasi dan kemungkinan bahwa ekonomi dapat tergelincir ke dalam resesi tahun depan - sebuah gagasan yang telah mendominasi sentimen pasar tahun ini.

4. Bank of England

Prospek ekonomi yang memburuk kemungkinan tidak menghentikan Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3,5%, yang akan menjadi yang tertinggi sejak 2008, ketika bertemu pada hari Kamis.

Inggris akan merilis data IHK untuk bulan November pada hari Rabu yang mungkin menunjukkan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya setelah mencapai level tertinggi 41 tahun sebesar 11,1% pada bulan Oktober, lima kali lebih dari target 2% BoE.

Sebagian besar kenaikan telah didorong oleh gejolak harga energi akibat perang Rusia di Ukraina, tetapi faktor-faktor lain seperti kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh Brexit dan pandemi COVID-19 dapat membuat inflasi turun perlahan.

Ekonomi Inggris sedang menuju resesi dan rumah tangga menghadapi tekanan bersejarah pada standar hidup setelah pemerintah memperkenalkan anggaran yang sulit untuk mencoba memulihkan reputasi fiskal Inggris.

5. ECB

Pengamat pasar mengharapkan ECB akan memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin ketika bertemu pada hari Kamis setelah data bulan lalu menunjukkan bahwa inflasi tahunan melambat untuk pertama kalinya dalam satu setengah tahun, turun ke 10% dari 10,6% pada bulan Oktober.

ECB telah menaikkan suku bunga sebesar 200 basis poin sejak Juli, rekor tingkat tertinggi, tetapi inflasi tetap jauh di atas target 2%.

Meski perlambatan laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang, ECB masih jauh dari kata selesai dan pasar akan mencari petunjuk di mana suku bunga deposito 1,5% akan berakhir.

"Mereka (pengambil kebijakan) akan tetap terdengar hawkish dan agresif karena mereka ingin ekspektasi inflasi tetap tertambat," Frederik Ducrozet, kepala riset makroekonomi di Pictet Wealth Management mengatakan kepada Reuters.

--Reuters berkontribusi pada laporan ini

Promosi