Fokus Minggu Ini, 21-26 Agustus

21/08/2023, 12:30

Pejabat Federal Reserve berkumpul untuk menghadiri pertemuan tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming dengan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebagai sorotan utama. Krisis yang semakin dalam di sektor properti China akan tetap menjadi perhatian utama, sementara data PMI dari Zona Euro dan Inggris kemungkinan akan menambah kesuraman. Inilah yang perlu Anda ketahui untuk memulai minggu Anda.

1. Jackson Hole

Investor akan menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan kejelasan mengenai prospek ekonomi dan arah suku bunga di masa depan.

Pidato Powell, tampil pada pukul 21.05 WIB pada hari Jumat, muncul setelah notulen rapat bank sentral bulan Juli minggu lalu menunjukkan bahwa sebagian besar pengambil kebijakan masih khawatir tentang potensi kenaikan inflasi, yang mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan.

Para investor akan berfokus pada apakah pimpinan the Fed percaya bahwa pengetatan kebijakan lanjutan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi, atau apakah cukup banyak kemajuan yang telah dicapai untuk mempertahankan suku bunga. Pengamat pasar juga akan mencari petunjuk apakah The Fed mempertimbangkan potensi penurunan suku bunga pada tahun 2024.

Traders melihat peluang sebesar 89% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level saat ini pada rapat bulan September, menurut survey.

2. Pasar ekuitas

Tanpa katalis utama yang menggerakkan pasar, investor akan berfokus pada pidato Powell pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek suku bunga serta laporan keuangan dari perancang chip Nvidia, yang akan melapor pada hari Rabu.

Nvidia telah mengalami rally yang menakjubkan karena ekspektasi pertumbuhan artificial intelligence (AI), hampir tiga kali lipat nilainya dari tahun ke tahun.

Tiga indeks utama Wall Street berakhir turun minggu lalu setelah serentetan data ekonomi yang kuat mendorong investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dan meningkatkan yields obligasi pemerintah.

Kecemasan atas krisis properti yang memburuk di China dan dampaknya terhadap pelemahan ekonomi negara juga membebani sentimen pasar setelah developer China Evergrande Group mengajukan perlindungan pailit di AS pada hari Kamis.

3. Kesulitan China

Ekspektasi bertambah bahwa China bisa menurunkan loan prime rate - yang berarti suku bunga hipotek turun - secepatnya pada hari Senin, di tengah kekhawatiran bahwa krisis utang yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor properti negara ini, yang menyumbang sekitar seperempat dari ekonomi, mulai menyebar ke sistem keuangannya.

China tanpa diduga menurunkan beberapa suku bunga acuan minggu lalu, namun para analis mengatakan bahwa langkah yang diambil sejauh ini masih terlalu sedikit dan terlambat, dan dibutuhkan langkah-langkah yang lebih tegas untuk membendung pelemahan ekonomi.

Krisis yang semakin dalam di sektor properti bersama dengan potensi akan risiko penularan dapat berdampak tidak stabil bagi ekonomi terbesar kedua di dunia, yang telah melemah di tengah permintaan domestik dan luar negeri yang lemah, aktivitas pabrik yang tersendat-sendat, dan meningkatnya angka pengangguran.

4. Data PMI

Zona Euro dan Inggris akan merilis data PMI pada hari Rabu. Ini bisa memberikan gambaran mengenai apakah European Central Bank (ECB) akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan September dan apakah Bank of England (BoE) memilih untuk menaikkan suku bunga dalam jumlah besar.

PMI zona euro dan Inggris telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, di tengah stagnasi di sektor jasa yang dibarengi dengan kontraksi dalam aktivitas manufaktur.

Presiden ECB Christine Lagarde akan berbicara di Jackson Hole pada hari Jumat dan investor mencari petunjuk mengenai langkah bank sentral selanjutnya pada bulan September.

Di bulan Juli, Lagarde mengatakan bahwa ECB akan tetap "berpikiran terbuka" soal keputusan suku bunga di masa depan, dan menambahkan bahwa para pengambil kebijakan "bergerak menuju tahap di mana kita akan bergantung pada data".

5. Harga minyak

Harga minyak catat kerugian mingguan pertama sejak Juni minggu lalu saat meningkatnya kekhawatiran atas prospek permintaan global mengimbangi ekspektasi pengetatan pasokan akibat pengurangan produksi oleh OPEC+, yaitu Arab Saudi dan Rusia.

Harga minyak tertekan lebih rendah akibat memburuknya krisis properti di China menghambat minat aset risiko. Sementara itu, notulen Fed pada hari Rabu menopang Treasury yields dan mendorong dolar raih peningkatan minggu kelima. Ini mengurangi daya tarik komoditas bagi pembeli luar negeri.

"Atensi investor tetap terfokus pada ketegangan antara perlambatan pertumbuhan global dan pasokan global yang masih ketat," Rob Haworth, manajer portofolio senior di U.S. Bank Asset Management mengatakan kepada Reuters.

"Harga kemungkinan akan tetap berada dalam range untuk saat ini," Haworth menambah, dengan mencatat bahwa permintaan dipertanyakan oleh para investor yang khawatir dengan lemahnya data ekonomi dari China.

--Reuters berkontribusi pada laporan ini

Promosi