Fokus Minggu Ini, 24 - 28 Juli

24/07/2023, 11:50

Sepekan ini akan didominasi oleh rapat bank sentral, Federal Reserve dan European Central Bank siap untuk memberikan kenaikan suku bunga, sementara Bank of Japan tetap tahan. Rally pasar ekuitas AS menghadapi titik balik dan minyak tampaknya akan alami kenaikan di tengah kekhawatiran atas prospek pasokan.

1. Hari keputusan Fed

Dengan The Fed yang hampir pasti untuk menaikkan suku bunga lagi pada akhir rapat kebijakan terbarunya hari Rabu setempat, investor memusatkan perhatiannya pada apakah ini akan menjadi kenaikan terakhir dari siklus pengetatannya.

The Fed menghentikan kenaikan suku bunga pada bulan Juni setelah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 500 basis poin sejak Maret 2022, ketika memulai siklus pengetatan kebijakan moneter tercepat dalam lebih dari 40 tahun dalam upaya untuk memerangi inflasi yang terus meningkat.

Investor memiliki pandangan yang beragam tentang prospek kebijakan moneter jangka panjang bank sentral.

Analis Goldman Sachs mengatakan pada hari Jumat bahwa meskipun mereka memperkirakan kenaikan ini akan menjadi "yang terakhir" dari siklus pengetatan yang telah berjalan lama, mereka percaya bahwa Fed akhirnya akan memilih untuk "tetap lebih hawkish daripada perkiraan pasar."

"Pertanyaan kuncinya adalah seberapa kuat Ketua [Fed] Powell [Jerome] Powell akan mengangguk ke arah 'langkah hati-hati' pengetatan yang ia anjurkan pada bulan Juni, yang kami dan yang lainnya telah ambil untuk menyiratkan pendekatan setiap rapat."

2. Rapat ECB

ECB diharapkan akan memberikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat mendatang hari Kamis, sehingga semua mata tertuju kepada rencana bank sentral untuk bulan September, dengan pasar terbagi pada apakah akan ada kenaikan lagi atau jeda kebijakan.

Inflasi di zona euro telah mendingin sejak mencapai puncaknya sebesar 10,6% di bulan Desember namun masih tetap berada di atas target 2% ECB. ECB mengatakan bahwa inflasi "diproyeksi akan tetap terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama" dan masih ada "lebih banyak hal yang harus ditutupi".

Setelah delapan kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Juli 2022 dengan total 400 basis poin, investor dan analis kini memperdebatkan berapa banyak kenaikan yang diperlukan dan berapa lama suku bunga harus tetap tinggi untuk mengembalikan inflasi ke target.

Presiden ECB Christine Lagarde kemungkinan akan menegaskan kembali bahwa keputusan di masa depan akan didasarkan pada data ekonomi yang masuk.

3. Keputusan BOJ

Keputusan kebijakan moneter oleh BoJ hari Jumat akan sangat diantisipasi di tengah spekulasi bahwa para pengambil kebijakan dapat menyesuaikan sikap moneter sangat longgarnya di tengah tekanan harga yang meningkat.

Data hari Jumat menunjukkan inflasi inti Jepang tetap berada di atas target 2% bank sentral di bulan Juni selama 15 bulan berturut-turut, namun indeks yang menghilangkan efek biaya energi melambat, mengindikasikan bahwa tekanan harga mungkin telah memuncak.

Meskipun data ini meningkatkan peluang BoJ untuk menaikkan perkiraan inflasi tahun ini, data ini bisa mengurangi tekanan bagi bank sentral untuk segera mulai mengurangi stimulus moneternya yang besar, kata para analis.

"Semua ekspektasi adalah bahwa mereka akan mempertahankan kontrol kurva yield dan tidak ada perubahan pada suku bunga, tetapi mungkin sedikit peningkatan pada proyeksi inflasinya," kata analis mengatakan kepada Reuters.

Namun, "peluang bahwa kita bisa mendapatkan kejutan harusnya tetap ada," tambah Moya. "BOJ berpotensi menjadi peristiwa besar yang menggerakkan pasar karena waktunya hampir habis bagi BOJ untuk benar-benar menyiapkan perubahan kebijakan."

4. Pasar saham menghadapi ujian

Rally di pasar ekuitas AS menghadapi ujian besar minggu ini dengan The Fed diperkirakan akan memberikan apa yang mungkin merupakan kenaikan suku bunga terakhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter yang paling agresif dalam beberapa dekade.

Pada awal tahun, banyak investor memperkirakan suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan resesi yang akan semakin melukai saham setelah turun tajam pada tahun 2022. Sebaliknya, ekonomi AS terbukti tangguh bahkan ketika The Fed telah membuat kemajuan dalam memerangi inflasi dan investor merangkul gagasan 'soft landing'.

Keyakinan bahwa the Fed mendekati akhir siklus pengetatannya telah menopang saham-saham dalam beberapa minggu terakhir.

Selain The Fed, investor juga akan fokus ke laporan keuangan dari beberapa perusahaan teknologi yang telah memimpin pasar lebih tinggi tahun ini. Di antaranya adalah Microsoft dan Alphabet, yang akan melaporkan pada hari Selasa setelah pasar tutup.

Kedua raksasa teknologi ini naik tajam ytd, didorong oleh optimisme bahwa permintaan atas artificial intelligence akan mendorong pertumbuhan perusahaan di masa depan.

5. Harga minyak

Harga minyak naik hampir 2% pada hari Jumat untuk mencatat penguatan mingguan keempat berturut, didukung oleh meningkatnya bukti-bukti kekurangan pasokan dalam beberapa bulan mendatang dan tingginya ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang dapat semakin menekan pasokan.

Minyak Brent naik $1,43, atau 1,8%, menjadi $81,07 per barel, dengan kenaikan mingguan sekitar 1,2%. Minyak WTI berakhir naik $1,42, atau 1,9%, lebih tinggi di $77,07 per barel, tertinggi sejak 25 April. WTI naik hampir 2% dalam seminggu.

"Pasar minyak mulai perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan bayang krisis pasokan," analis Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan kepada Reuters.

"Pasokan global mulai mengetat dan hal ini bisa meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu ke depan. Meningkatnya risiko perang juga dapat berdampak pada harga," kata Flynn.

--Reuters berkontribusi pada laporan ini

Promosi