Fokus Minggu Ini, 26 - 30 Juni

26/06/2023, 12:00

Data inflasi dari AS dan zona euro akan membantu membentuk ekspektasi suku bunga sementara para gubernur bank sentral berkumpul di Portugal untuk menghadiri forum tahunan European Central Bank (ECB). Data ekonomi dari China juga akan menjadi sorotan saat pemulihan di negara dengan perekonomian nomor dua di dunia ini goyah, dan peristiwa-peristiwa di Rusia juga akan sangat diawasi setelah sebuah upaya pemberontakan menantang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

1. Data AS

Para investor akan mendapat informasi terbaru mengenai kemungkinan arah suku bunga di masa depan pada hari Jumat dengan dirilisnya data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Mei, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve.

Dalam 12 bulan hingga April, Indeks harga PCE dan juga tingkat inti masih berada di atas target 2% Fed.

Angka-angka inflasi akan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam menentukan keputusan suku bunga bank sentral berikutnya pada bulan Juli setelah bank sentral menghentikan kenaikan suku bunga dalam rapat bulan Juni, namun isyaratkan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga lagi.

Sebelumnya, laporan kepercayaan konsumen terbaru akan dirilis pada hari Selasa setelah indeks mencapai level terendah dalam enam bulan di bulan Mei. Indeks bulan Juni diperkirakan akan naik.

Laporan indeks harga rumah nasional Case-Shiller juga akan terbit pada hari Selasa. Indeks naik 0,4% di bulan Maret setelah menyesuaikan dengan fluktuasi musiman.

2. Paruh pertama hampir berakhir

Kuartal kedua dari tahun yang penuh gejolak sejauh ini bagi pasar telah berakhir. Tahun ini dimulai dengan ledakan optimisme atas pemulihan pasca-COVID di China, ketahanan lebih besar dalam ekonomi global; dan kelegaan bahwa inflasi bisa mencapai puncaknya.

Sejak saat itu, krisis perbankan AS, bangkrutnya Credit Suisse, dan perjuangan untuk mengendalikan inflasi telah membuat enam bulan terakhir terasa seperti waktu yang lama di pasar.

Heboh seputar kecerdasan buatan (AI) telah menjadikan perusahaan Big Tech sebagai aset berkinerja terbaik di tahun 2023, dengan keuntungan sebesar 75%. Namun, ini merupakan tahun yang sulit bagi pasar lainnya, selain di wilayah tertentu seperti ekuitas Jepang dan saham-saham mewah Eropa.

Anehnya, mengingat gejolak di sektor ini, satu-satunya aset yang bahkan mendekati keuntungan Big Tech adalah Bitcoin, yang mengantongi profit 73% dibanding dengan kerugian 20% pada paruh kedua 2022.

3. Inflasi zona euro

Zona euro akan menerbitkan data inflasi awal untuk bulan Juni pada hari Jumat. Dan sementara tingkat inflasi utama diperkirakan akan moderat, inflasi yang mendasari diperkirakan akan beranjak naik, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi ECB.

Presiden ECB Christine Lagarde menyampaikan nada yang lebih hawkish dari yang diharapkan setelah rapat kebijakan terakhir bank, dengan menegaskan bahwa suku bunga perlu dinaikkan lagi untuk menurunkan inflasi ke target 2% ECB dan suku bunga "akan dipertahankan pada level tersebut selama diperlukan."

Trader saat ini memperkirakan adanya kenaikan suku bunga ECB di bulan Juli dan memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya di bulan Oktober yang akan membawa suku bunga ke 4%.

Para investor akan mendapat kesempatan untuk mendengar dari Lagarde, bersama dengan Ketua The Fed Jerome Powell dan kepala bank sentral global lainnya, dalam sebuah diskusi panel di forum tahunan ECB di Sintra, Portugal pada hari Rabu. Inflasi kemungkinan besar akan menjadi topik utama dalam diskusi tersebut.

4. PMI China

China akan menerbitkan purchasing manager index untuk bulan Juni pada hari Jumat, dan data ini diperkirakan akan menambah narasi bahwa pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini kehilangan momentum.

China memangkas suku bunga acuan pinjaman minggu lalu kala pihak berwenang berusaha untuk menopang pertumbuhan, tetapi kekhawatiran atas pasar properti memberikan arti pelonggaran tersebut tidak sebesar yang diharapkan.

Berita buruk dapat dianggap sebagai hal yang positif, jika trader melihatnya sebagai cara untuk mendorong pihak berwenang untuk menawarkan banyak dukungan kepada perekonomian - selama hal itu akhirnya tiba.

Namun, jika harapan semakin tinggi, kesabaran mulai menipis: Beberapa bank investasi global memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun 2023 untuk China setelah data ekonomi bulan Mei jauh dari perkiraan.

5. Gejolak Rusia

Investor akan mengawasi perkembangan di Rusia di tengah kekhawatiran atas potensi dampaknya terhadap aset-aset safe haven seperti Treasury AS, dan harga komoditas, setelah percobaan pemberontakan pada hari Sabtu.

Tentara bayaran Rusia yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, mantan sekutu Putin dan pendiri pasukan Wagner, hampir maju bergerak ke Moskow setelah merebut Kota Rostov sebelum mereka tiba-tiba menghentikan pergerakannya.

"Tentu saja masih harus dilihat apa yang akan terjadi dalam satu atau dua hari ke depan, tetapi jika masih ada ketidakpastian mengenai kepemimpinan di Rusia, para investor akan beralih mencari aset-aset yang aman," Gennadiy Goldberg, kepala strategi suku bunga AS di TD Securities di New York menyampaikan kepada Reuters.

Goldberg mengatakan bahwa meskipun terjadi deeskalasi, "para investor mungkin tetap gelisah atas ketidakstabilan selanjutnya, dan kemungkinan akan tetap berhati-hati."

Analis lain melihat sedikit reaksi karena situasi tampak mereda. Rich Steinberg, kepala strategi pasar di Colony Group di Boca Raton, Florida, mengatakan kepada Reuters bahwa "pasar akan memperlakukan hal ini sebagai risiko geopolitik lainnya" dan "beberapa kegelisahan akan ditenangkan dalam jangka pendek" oleh deeskalasi.

--Reuters berkontribusi pada laporan ini

Promosi