Dolar AS Kembali Melemah

30/08/2021, 13:10

Dolar Amerika Serikat kembali melemah pada Senin (30/08) pagi di Asia setelah pidato dovish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terkait pengurangan pembelian obligasi di simposium Jackson Hole pada hari Jumat.

Indeks dolar AS turun tipis 0,07% di 92,630 pukul 11.51 WIB

Pasangan USD/JPY melemah tipis 0,09% ke 109,73. Di Indonesia, rupiah terus menguat 0,29% di 14.372,5 pukul 11.53 WIB.

Pasangan AUD/USD sedikit turun 0,05% di 0,7306 sedangkan NZD/USD turun tipis 0,04% di 0,7002.

Pasangan USD/CNY melemah tipis 0,05% di 6,4675 pukul 11.53 WIB menjelang Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin (PMI) akan dirilis pada hari Rabu.

Pasangan GBP/USD sedikit naik 0,05% di 1,3769.

Powell mengatakan The Fed kemungkinan akan mulai mengurangi langkah-langkah stimulus sebelum akhir 2021 tanpa menentukan waktunya.

"Kemungkinan tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini," kata Powell dalam pidatonya. Namun, ia juga menyarankan untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga. “Waktu dan langkah pengurangan pembelian aset yang akan datang tidak akan dimaksudkan untuk membawa sinyal langsung mengenai waktu kenaikan suku bunga, yang telah kami artikulasikan sebagai tes yang berbeda dan secara substansial lebih ketat,” tambahnya.

"Powell tidak menjelaskan mengenai waktu pengurangan, dan menegaskan bahwa itu terpisah dari keputusan untuk menaikkan suku bunga yang dibaca untuk menyiratkan bahwa akan ada celah,"kata analis.

"Itu, pada gilirannya, melihat pasar mengambil pandangan Goldilocks mengenai Fed - stimulus akan dikurangi, tetapi tidak secepat untuk menghentikan pemulihan," catatan itu menambahkan.

Investor sedang menunggu ketenagakerjaan AS pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk kapan tapering aset akan dimulai.

"Bersama dengan tren COVID-19, angka ketenagakerjaan nonpertanian AS hari Jumat akan membuat atau menghancurkan kasus untuk mengumumkan pengurangan pada pertemuan (Fed) September", kata analis.

"Kami menganggap 800.000 pekerjaan lagi sudah cukup untuk mengumumkan pengurangan. Kami memperkirakan dolar akan kembali melemah minggu ini sementara pelaku pasar masih khawatir COVID-19 akan memperlambat ekonomi dunia," kata analis.

Promosi