Mungkin Anda pernah berada di posisi seperti ini:

Anda sedang melihat grafik indikator stochastic. Kondisinya overbought. Anda lekas mengambil Tindakan menjual dengan alasan bahwa pasar akan segera berbalik arah.

Namun, yang terjadi selanjutnya di luar ekspektasi Anda – terjadi jeda. Kondisi pasar pause, sebelum kemudian melambung tinggi.

Apabila Anda pernah mengalami situasi barusan dan ingin memahami kondisi tersebut serta ingin tahu cara menyikapinya, baca terus artikel Finex berikut guna memahami osilator yang satu ini.

Pengertian Indikator Stochastic

“Stochastic mengukur momentum harga. Jika Anda memvisualisasikan sebuah roket naik di udara – sebelum dapat berubah arah, ia harus melambat. Momentum selalu berubah arah sebelum harga,” ucap George Lane yang mengembangkan indikator Stochastic.

Pada dasarnya, stochastic mengukur momentum. Stochastic adalah indikator momentum yang membandingkan harga penutupan sekuritas dengan kisaran harga selama periode waktu tertentu.

Namun, apa itu momentum? Menurut Investopedia, momentum merupakan laju percepatan harga sekuritas.

Stochastic menganalisis kisaran harga selama periode waktu tertentu atau candle harga; pengaturan khas untuk Stochastic adalah 5 atau 14 periode/candle harga. Artinya, indikator stochastic mengambil absolute high dan absolute low dari periode tersebut dan membandingkannya dengan harga penutupan.

Overbought vs Oversold

Cukup sering terjadi salah pemahaman mengenai overbought dan oversold. Patut digarisbawahi bahwa stochastic tidak menunjukkan harga oversold dan overbought, melainkan menunjukkan momentum.

Perbedaan overbought dan oversold Stochastic

Paradigma yang beredar secara umum mengatakan bahwa stochastic di atas 80 artinya harga overbought dan stochastic di bawah 20 dianggap oversold. Banyak trader menganggap bahwa pasar oversold berpeluang besar untuk turun dan sebaliknya. Ketika Stochastic berada di atas 80, artinya trennya kuat dan tidak overbought, dan juga ada kemungkinan akan berbalik. Stochastic yang tinggi berarti harga dapat ditutup di dekat puncak dan akan terus mendorong lebih tinggi lagi. Tren di mana Stochastic bertahan di atas 80 untuk waktu yang lama menandakan bahwa momentum sedang tinggi dan bukan berarti Anda harus bersiap-siap untuk menjual.

Stochastic dalam tren naik dan tren turun

Gambar di bawah menunjukkan perilaku stochastic dalam tren naik dan tren turun yang panjang. Dalam kedua kasus tersebut, stochastic memasuki “overbought” (di atas 80), “oversold” (di bawah 20) dan bertahan di sana selama beberapa waktu, sementara tren terus berlanjut. Nilai stochastic yang tinggi menunjukkan bahwa tren memiliki momentum yang kuat dan tidak overbought.

 stochastic dalam tren naik.png

Sinyal-sinyal Stochastic

Berikut adalah sinyal-sinyal stochastic yang dapat Anda simpan di catatan trading Anda, sewaktu-waktu sinyal terjadi, Anda telah memiliki petunjuk apa yang sedang terjadi.

  • Breakout trading

Ketika Anda melihat stochastic tiba-tiba berakselerasi ke satu arah dan kedua stochastic melebar, maka dapat menandakan dimulainya tren baru. Jika Anda juga dapat melihat breakout di luar kisaran sideways, itu lebih baik

Selama stochastic terus bersilangan dalam satu arah, itu menunjukkan bahwa tren masih tetap valid.

  • Strong trend

Ketika stochastic berada di area oversold/overbought, jangan melawan tren tetapi cobalah untuk mempertahankan trade Anda dan tetap mengikuti tren.

  • Trend reversals

Ketika stochastic mengubah arah dan meninggalkan area overbought/oversold, hal ini dapat menandakan pembalikan. Kita dapat menggabungkan stochastic dengan moving average atau trendline.

Tip: tatkala kita mencari bullish reversal, kita perlu melihat garis stochastic hijau untuk melewati garis merah dan meninggalkan area overbought-oversold.

Seperti halnya setiap indikator momentum, divergensi juga bisa menjadi sinyal yang sangat penting untuk menunjukkan potensi pembalikan tren, atau setidaknya akhir dari sebuah tren.

Menggabungkan Stochastic dengan Tools Lain

Seperti halnya konsep atau alat trading lainnya, sebaiknya Anda jangan hanya menggunakan indikator stochastic saja. Untuk mendapatkan sinyal yang lebih akurat, Anda dapat menggabungkan indikator stochastic dengan Indikator RSI atau dengan 3 tools berikut

  • Moving Average

Moving average dapat menjadi kombinasi yang bagus karena akan bertindak sebagai filter untuk sinyal. Teruslah trading ke arah moving average Anda dan selama harga berada di atas moving average, hanya cari posisi beli, dan sebaliknya.

 Moving average dan stochastic.png

  • Price Formation

Dalam konteks trader breakout atau reversal, Anda harus mencari wedges, triangles dan rectangles. Ketika harga menembus formasi seperti itu dengan stochastic yang berakselerasi, hal itu berpotensi menandakan breakout (penembusan) yang sukses.

  • Trendline

Divergensi stochastic atau pembalikannya dapat diperdagangkan dengan garis tren. Anda harus menemukan tren yang sudah mapan dengan trendline yang valid, lalu menunggu harga breakout dengan konfirmasi Stochastic Anda.

Divergensi stochastic dengan garis tren.png

 

Penutup

Sekarang Anda telah cukup mengetahui dasar dan cara menggunakan stochastic. Apakah akan ditambahkan ke amunisi trading Anda?

Indikator ini cukup bermanfaat untuk digunakan membaca momentum grafik Anda. Apabila cocok, silakan tambahkan ke grafik Anda.

Dan jikalau Anda masih berasa belum cukup mampu menguasai indikator teknikal yang satu ini, teruslah berusaha dan belajar. Ikuti Finex untuk bahasan-bahasan analisis teknikal berikutnya, entah kembali membahas stochastic atau mungkin yang lain. Pastinya akan membantu Anda meningkatkan kualitas trading.