Glosarium Finex kali ini kembali membahas tentang indikator teknikal.
Indikator ini merupakan salah satu yang paling populer, berjasa membantu trader untuk menentukan potensi entry point yang bagus untuk membeli (ketika sekuritas sudah oversold), serta titik untuk menjual (sell points) – tatkala sekuritas sudah overbought.
Relative Strength Index masih subur dipakai hingga hari ini. Banyak trader juga menggunakannya untuk mengamati sinyal divergence terhadap kemungkinan perubahan tren yang akan datang.
Pengertian Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) adalah osilator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI dikembangkan oleh J. Welles Wilder, seorang insinyur teknik mesin yang alih profesi menjadi analis teknikal.
RSI berosilasi antara 0 dan 100 dan biasanya diukur selama periode 14 hari. RSI dianggap overbought ketika di atas 70 dan oversold ketika di bawah 30. Selama tren tetap kuat, RSI mungkin tetap berada di overbought atau oversold untuk jangka waktu yang panjang.
Profit dari trading dengan menggunakan platform MetaTrader 4.
RSI sering membentuk pola grafik yang mungkin tidak terlihat pada underlying price chart, seperti double top dan bottom serta garis tren. Dengan RSI kita juga dapat melihat level support/resistance.
Dalam uptrend atau bull market, RSI cenderung bertahan di kisaran 40 hingga 90 dengan zona 40-50 sebagai support. Selama tren turun atau bearish, RSI cenderung bertahan di antara kisaran 10 hingga 60 dengan zona 50-60 sebagai resistance. Rentang ini akan bervariasi tergantung pada pengaturan RSI dan seberapa kuat kinerja sekuritas atau underlying trend sebuah pasar.
Jika underlying price chart menampilkan harga tinggi atau rendah baru yang tidak dikonfirmasi RSI, perbedaan ini dapat menandakan pembalikan harga. Jika RSI menampilkan lower high dan kemudian mengikuti pergerakan downside di bawah low sebelumnya, artinya Top Swing Failure telah terjadi. Jika RSI menampilkan higher low, lalu diikuti pergerakan naik di atas harga tertinggi sebelumnya, artinya Bottom Swing Failure telah terjadi.
Trading dengan RSI
Disadur dari Investopedia, berikut langkah trading menggunakan indikator RSI bagi intraday trader dengan satu indikator tambahan:
- 1. Pantau RSI untuk pembacaan yang menunjukkan pasar overbought atau oversold.
- 2. Amati momentum atau indikator tren lainnya untuk mengonfirmasi tanda-tanda retracement (pembalikan harga bersifat sementara di tengah tren yang membesar). Misalnya, jika RSI menunjukkan pembacaan oversold, artinya kita harus bersiap mengantisipasi retracement ke atas, meski di saat bersamaan ini belum tentu dikonfirmasi.
Untuk meraih profit dari retracement, pastikan salah satu dari kondisi ini terpenuhi:
- 1. Moving average convergence divergence (MACD) telah menunjukkan perbedaan harga (misalnya, jika harga telah membuat titik terendah baru, tetapi MACD belum dan telah berubah dari downslope/lereng bawah ke upslope/lereng atas).
- 2. Average directional index (ADX) telah berubah ke arah potensi retracement.
Jika kondisi di atas terpenuhi, maka bolehlah pertimbangkan untuk memulai trading dengan stop loss tepat di luar harga rendah atau tinggi terkini, dan juga harus melihat apakah transaksi tersebut adalah beli atau jual. Target profit awal dapat ditentukan dari level support/resistance terdekat yang teridentifikasi.
Cara menentukan Stop Loss dan Take Profit
Cara Menghitung RSI
Penjelasan yang sangat teknis dan rumit dibutuhkan untuk menghitung RSI secara menyeluruh. Kita butuh membaca sendiri penjelasan dari Wilder yang terdapat dalam buku karangan beliau tahun 1978 berjudul New Concepts in Technical Trading Systems.
Namun, terdapat formula yang cukup sederhana, yaitu:
RSI = 100 – [100 / (1 + (Rata-rata Perubahan Harga Naik / Rata-Rata Perubahan Harga Turun)]
Perlu Diketahui Lebih Lanjut…
Kita sudah mengetahui bahwa dalam Relative Strength Index kondisi overbought saat berada di atas 70 dan kondisi oversold saat di bawah 30. Namun, levelnya dapat disesuaikan agar lebih pas dengan pergerakan harga sekuritas yang ingin Anda amati. Jika, misalnya, RSI sebuah sekuritas secara konsisten mencapai di atas 70 atau di bawah 30 tanpa memperkirakan dengan benar perubahan tren harga, trader dapat menyesuaikan ujung atas ke 80 dan/atau ujung bawah ke 20 untuk mendapatkan sinyal trading yang lebih andal.
Trader harus ingat bahwa selama periode tren yang sangat kuat, harga sekuritas dapat terus naik untuk waktu yang lama setelah osilator seperti RSI memberi sinyal mengenai kondisi overbought di pasar. Peringatan yang sama berlaku untuk pergerakan harga tren turun yang berkepanjangan yang mungkin terjadi setelah indikasi RSI mengenai pasar yang oversold.
Pasar bullish dan bearish memainkan peran besar dalam perilaku RSI. Dalam pasar yang bullish, nilai RSI biasanya berada di kisaran 40 hingga 90, dengan kisaran 40-50 terlihat sebagai support. Di pasar yang bearish, biasanya pembacaan tetap berada pada kisaran 10 hingga 60, dengan zone signaling resistance 50-60. Ini rentang tipikal, tetapi dapat bervariasi berdasarkan pengaturan, serta kekuatan underlying trend sekuritas tertentu.
Selain pembacaan dasar 70/80 atau 30/20, sebaiknya trader juga memperhatikan perbedaan antara pergerakan harga dan nilai RSI. Ketika harga mencapai titik terendah atau tertinggi baru yang tidak didukung oleh harga terendah atau tertinggi baru yang sesuai pembacaan RSI, hal ini dapat diindikasikan sebagai potensi pembalikan harga yang akan datang.