Tren merupakan salah satu aspek penting trading. Trader yang baik adalah trader yang selalu penasaran terhadap tren yang sedang berlangsung.

Suatu kewajaran untuk trading berdasarkan momentum daripada sebaliknya. Banyak trader yang memilih membeli sewaktu uptrend, mencoba meraih profit dari kenaikan harga yang berkelanjutan. Namun, apakah kita harus selalu trading mengikuti arah tren?

Adapun tipe trader yang memilih untuk mengikuti pembalikan (reversal) atau trading dengan melawan arah tren.

Lalu Anda yang baru memulai bertanya-tanya, harus trading dengan cara yang bagaimana?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama cari tahu terlebih dahulu apa itu tren dan bagaimana mengidentifikasi tren dalam Forex melalui artikel Glosarium kali ini.

Pengertian Tren

Tren adalah arah harga pasar atau aset. Seperti tren di bidang lain, tren bisa naik atau turun. Di pasar finansial, tren naik disebut dengan uptrend dan tren turun dengan downtrend.

Trader dapat mengidentifikasi tren dengan menggunakan berbagai bentuk analisis teknikal, termasuk garis tren (trendline), aksi harga (price action), dan indikator teknikal lainnya. Garis tren dapat menunjukkan arah tren, sedangkan relative strength index (RSI) dirancang untuk menunjukkan kekuatan tren pada periode waktu tertentu.

Baca titik-titik konfirmasi dalam mengidentifikasi harga yang disebut dengan level support dan resistance.

Uptrend ditandai dengan kenaikan harga secara keseluruhan. Tidak ada yang bergerak naik secara tegak lurus dalam jangka waktu panjang, sehingga osilasi selalu dapat terjadi, tetapi arah keseluruhan harus lebih tinggi agar boleh dianggap sebagai uptrend. Swing low (ayunan rendah) terbaru harus di atas swing low sebelumnya, dan hal yang sama berlaku untuk swing high (ayunan tinggi). Begitu struktur ini mulai tidak jelas, uptrend bisa berpotensi kehilangan momentum atau berbalik turun/downtrend. Downtrend sendiri terdiri dari lower swing low dan lower swing high.

Saat tren sedang naik, mungkin Anda menganggap tren akan berlanjut sampai terdapat titik yang menunjukkan sebaliknya. Asumsi ini dapat diidentifikasi dengan lower swing low atau lower swing high, harga menembus di bawah garis tren, atau indikator teknikal menunjukkan bearish.

Saat tren turun, kebanyakan trader memilih untuk menjual atau shorting. Tujuannya meminimalkan kerugian (mendapat profit) dari penurunan harga. Sebagian besar (tidak semua) tren turun akan berbalik, sehingga ketika harga terus menurun, lebih banyak trader mulai melihat posisi harga sebagai kesempatan tawar-menawar dan masuk untuk membeli. Hal ini dapat menyebabkan kembalinya uptrend.

Tren juga digunakan oleh investor yang cenderung pada analisis fundamental.

Analisis ini mencakup pengamatan pada perubahan pendapatan, atau metrik bisnis/ekonomi lainnya. Misalnya, metrik tren laba per saham dan pertumbuhan pendapatan. Jika pendapatan tumbuh selama empat kuartal terakhir, artinya suatu tren positif. Namun, jika pendapatan menurun selama empat kuartal terakhir, artinya tren negatif.

Terdapat pula kondisi di mana tidak ada pergerakan naik atau turun yang disebut periode trendless.

Mengidentifikasi Tren di Pasar Forex

USDCAD.sH4-uptrend.png

Tren dalam Forex terjadi ketika harga pasangan mata uang bergerak ke arah yang dapat diidentifikasi selama periode tertentu. Banyak trader mengidentifikasi tren Forex dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Moving Average

Moving average (rata-rata pergerakan) harga pasangan mata uang merupakan salah satu indikator tren yang sering digunakan.  Moving average adalah rata-rata dari sejumlah harga pasangan mata uang tertentu yang berubah seiring waktu. Misalnya, rata-rata pergerakan lima hari adalah rata-rata dari lima hari terakhir, pada hari keenam, hari pertama dicoret dari perhitungan rata-rata. Jika rata-rata bergerak naik, tren pasar umumnya naik, sedangkan ketika rata-rata bergerak turun, tren biasanya menurun.

EURUSD.sH1-MA.png

Pelajari cara menggunakan Moving Average untuk mengidentifikasi arah tren.

2. Moving Average Crossover

Crossover terjadi ketika rata-rata pergerakan jangka pendek dari harga pasangan mata uang naik di atas atau turun di bawah rata-rata pergerakan jangka panjang dari harga pasangan mata uang. Misalnya, jika rata-rata pergerakan lima hari dari harga pasangan mata uang melintas di atas rata-rata pergerakan 20 hari dari harga pasangan mata uang, tren naik dapat terjadi.

EURUSD.sH4-macross.png

3. Price Action

Harga pasangan mata uang akan berfluktuasi sepanjang hari dan akan menciptakan harga tinggi dan harga rendah. Ketika harga tinggi dari pasangan mata uang berada di atas harga tertinggi pada hari sebelumnya, itu menciptakan "higher high". Ketika harga pasangan mata uang lebih rendah dari harga terendah hari sebelumnya, itu menciptakan "lower low". Higher high dari pasangan mata uang yang dikombinasikan dengan higher low dari pasangan mata uang juga dapat menunjukkan tren Forex.

XAUUSD.sH1-PA.png

Misalnya, jika pasangan mata uang membuat tiga higher high berturut-turut bersama dengan higher low berturut-turut, tren naik kemungkinan kuat terjadi. Tiga lower low berturut-turut bersama dengan tiga lower high berturut-turut menunjukkan tren turun.

4. Kombinasi Teknik

Anda juga dapat membaca tren dengan menggabungkan dua buah teknik. Kombinasi higher moving average levels yang berturut-turut dengan moving average crossover dapat mengonfirmasi bahwa tren naik terjadi. Anda pun dapat menggabungkan price action dan moving average. Misalnya, consecutive higher high bersama dengan rata-rata pergerakan yang sedang menanjak dapat mengonfirmasi tren naik.

USDCAD.sH1-COMBI.png

Penutup

Ini baru awal dari pembahasan tren, tetapi Anda sudah memiliki cukup wawasan untuk melangkah lebih jauh. Yang penting, jangan pernah berhenti belajar. Baca dan ikuti terus bahasan dari Finex yang pasti semakin melengkapi Anda dalam menjadi trader yang baik.