Dolar Australia (AUD) kemungkinan besar meneruskan pergerakan turun setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Gedung Putih mengumumkan pada hari Sabtu bahwa tarif 25% akan dikenakan pada produk dari Kanada dan Meksiko mulai hari Selasa, Bloomberg melaporkan. China akan dikenakan tarif sebesar 10%. Kanada, Meksiko, dan China menanggapi dengan mengumumkan tarif baru yang komprehensif atas ekspor ke Amerika Serikat. Kementerian Luar Negeri China mengatakan tarif tersebut pasti akan mempengaruhi kerjasama di masa mendatang. China merupakan mitra dagang terpenting Australia, sehingga ancaman tarif President Trump memberikan tekanan jual pada dolar Australia, yang bertindak sebagai mitra dagang bagi China.
Selain itu, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA) mungkin telah berkontribusi terhadap penurunan dolar Australia. Jajak pendapat Bloomberg yang dilakukan pada hari Jumat menemukan 20 dari 23 responden memperkirakan RBA akan memangkas suku bunga menjadi 4,10% pada tanggal 18 Februari. Pasar keuangan saat ini menilai kemungkinan penurunan sekitar 90 persen. PMI manufaktur Caixin Tiongkok untuk bulan Januari, yang dirilis pada Senin pagi, berada di bawah ekspektasi, yang juga dapat berdampak negatif pada dolar Australia sebagai mitra dagang utama.
Pada sisi Teknikal Analisis saat ini pergerakan harga AUDUSD berpotensi bergerak turun karena masih dalam dominasi trend turun yang dikonfirmasi Indikator Moving Average melakukan Death Cross (Persilangan Turun) pada Time Frame H1. Sell Area pada kisaran harga 0.61850 - 0.62250 menjadi Area Jual terbaik bagi AUDUSD. Potensi Pergerakan turun AUDUSD dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 0.60900.
DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi