Mata uang Negeri Sakura Yen (JPY) memicu aksi jual intraday dan Dolar AS melemah setelah Gubernur Bank Jepang (BoJ) Kazuo Ueda mengatakan pada hari Jumat bahwa inflasi dasar masih berada di bawah 2%. Hal ini mengakhiri kenaikan dua hari berturut-turut terhadap Dolar AS . Selain itu, mata uang safe haven Yen Jepang melemah akibat kenaikan moderat dalam imbal hasil Treasury AS dan selera risiko yang umumnya positif. Hal ini menyebabkan pasangan USDJPY menguat menuju area Diskon jualnya karena Trend USD JPY masih didominasi Trend bearish dalam Time Frame moderate.

Sementara itu, harga konsumen di ibu kota Jepang, Tokyo, naik pada bulan Januari, menurut data yang dirilis hari ini. Hal ini akan mempertahankan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh Bank Jepang dan mencegah yen jatuh terlalu tajam. Selain itu, ketidakpastian seputar kebijakan Presiden AS Donald Trump telah membuat investor Dolar AS (USD) enggan membuat taruhan agresif menjelang rilis data indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS. Ketidakpastian dapat memberi dukungan pada aset mata uang safe haven seperti Yen yang berpotensi menguat terhadap USD.

Pada sisi Teknikal Analisis saat ini pergerakan harga USDJPY berpotensi bergerak turun karena Indikator Moving Average melakukan Death Cross (Persilangan Turun) Serta Garis Trendline yang membatasi kenaikan dari USDJPY. Sell Area pada kisaran harga 155.150 - 156.000 menjadi Area Jual terbaik bagi USDJPY. Potensi Pergerakan Turun USDJPY dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 153.800 atau bahkan 152.800.

DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi

Ini bukan saran investasi. Kinerja masa lalu bukan indikasi hasil di masa depan. Modal Anda berisiko, silakan trading secara bertanggung jawab.

Penulis: Brahmantya Himawan