Dolar Selandia Baru (NZD) berada di bawah tekanan jual setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia mempertimbangkan untuk mengenakan tarif 10% terhadap China pada tanggal 1 Februari. Presiden Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif sebesar 10% pada impor China pada tanggal 1 Februari. China adalah mitra dagang terpenting Selandia Baru, jadi investor akan mencermati perkembangan kebijakan tarif AS.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Selandia Baru naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Desember. Namun, kenaikan tersebut tampaknya tidak cukup untuk meredam ekspektasi bahwa Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) akan melakukan pemangkasan suku bunga signifikan lebih lanjut pada bulan Februari.

Pasar swap saat ini memperkirakan peluang sebesar 90% untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) lagi pada tanggal 19 Februari, di atas dua penurunan pada awal siklus. RBNZ diperkirakan akan menurunkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin pada akhir tahun 2025. Sikap dovish RBNZ terus membebani nilai tukar dolar Selandia Baru.

Pada sisi Teknikal Analisis saat ini pergerakan harga NZDJPY berpotensi melanjutkan pergerakan turunnya didukung Indikator Moving Average yang telah melakukan Death Cross (Persilangan Turun). Sell Area pada kisaran harga 88.300 - 88.750 menjadi Area Jual terbaik bagi NZDJPY. Potensi Pergerakan turun NZDJPY dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 87.300 atau bahkan 86.800.

DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi

Ini bukan saran investasi. Kinerja masa lalu bukan indikasi hasil di masa depan. Modal Anda berisiko, silakan trading secara bertanggung jawab.

Penulis: Brahmantya Himawan