Kepala Ekonom RBNZ Paul Conway mengatakan pada Selasa malam bahwa pelonggaran tren harga domestik dan ekspektasi inflasi yang lebih rendah akan membuka jalan bagi pelonggaran OCR lebih lanjut, seperti yang diisyaratkan pada November. Sikap dovish dari Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) dapat melemahkan dolar Selandia Baru (NZD). Pasar swap saat ini memperkirakan hampir 90% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada tanggal 19 Februari, di samping dua penurunan sebelumnya dalam siklus tersebut. Bank Sentral Selandia Baru diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar total 100 basis poin pada sisa tahun 2025.
Direktur Bank Sentral Jepang (BoJ) menyampaikan pandangan mereka tentang prospek kebijakan moneter pada hari Rabu. Bank Jepang mempertahankan suku bunga semalam tanpa lindung nilai pada sekitar 0,25%, sejalan dengan pedoman sebelumnya. Pembelian obligasi pemerintah berlanjut sesuai rencana, dengan total pembelian bulanan sebesar 4,9 triliun yen. Meskipun pelemahan masih terjadi di beberapa bidang, perekonomian Jepang secara bertahap pulih karena peningkatan keuntungan perusahaan dan lapangan kerja yang stabil. Dampak kenaikan harga impor sebelumnya telah mereda, namun inflasi tetap berada pada kisaran 2,0% hingga 2,5%, didukung oleh kenaikan harga jasa dan pertumbuhan upah. Bank Jepang menegaskan kembali sikap hati-hatinya, dengan mengatakan penyesuaian kebijakan moneter di masa mendatang akan bergantung pada tren inflasi, tingkat pertumbuhan upah, dan risiko ekonomi global.
Pada sisi Teknikal Analisis saat ini pergerakan harga NZDJPY berpotensi bergerak turun karena Indikator Moving Average melakukan Death Cross (Persilangan Turun) dan Munculnya Candlestick Engulfing pada Time Frame Harian. Sell Area pada kisaran harga 88.640 - 89.300 menjadi Area Jual terbaik bagi NZDJPY. Potensi Pergerakan turun NZDJPY dapat mencapai Support selanjutnya pada kisaran harga 87.550 atau bahkan 87.000.
DISCLAIMER: Isi konten bersifat spekulatif dan tidak menjamin silahkan lakukan riset lagi serta gunakan resiko manajemen sebelum melakukan transaksi